Kami sebagai Komunitas Sahabat Hijau Lampung salah satu jaringan Sayap Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Lampung mengajak untuk memulihkan lingkungan yang saat ini sedang mengalami sakit."
Bandarlampung (ANTARA News) - Komunitas peduli lingkungan hidup, "Sahabat Hijau Lampung" pada Ramadhan ini mengadakan kegiatan positif sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, di antaranya pelatihan pembibitan tanaman keras, pengecekan kesuburan tanah, pembuatan bedeng tabur, dan pembuatan pupuk organik.

Menurut Sahruddin (Walang), Koordinator Sahabat Hijau Lampung, di Bandarlampung, Minggu malam, sejumlah kegiatan itu dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (20-21/7) di Jalan Cendana II Gang Mawar RT 11B Desa Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

Pelatihan itu adalah pembibitan tanaman keras (bibit pohon mahoni, pulo, matoa, cempaka, mindi, dan bibit tanaman lain), pengecekan kesuburan tanah, pembuatan bedeng tabur, pembuatan pupuk organik padat dan cair dengan pengolahan sampah skala rumah tangga menjadi pupuk kompos, model pelatihan secara berkelanjutan (permakultur) pada anggota komunitas dan masyarakat sekitar.

Menurut Sahruddin, kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran kritis terhadap para generasi penerus bangsa dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan yang saat ini sudah mengalami degradasi (kerusakan).

"Kami sebagai Komunitas Sahabat Hijau Lampung salah satu jaringan Sayap Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Lampung mengajak untuk memulihkan lingkungan yang saat ini sedang mengalami sakit," ujarnya pula.

Guna menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan, Komunitas Sahabat Hijau melakukan kegiatan penanaman dan pembibitan tanpa mengunakan bahan kimia sedikit pun.

Masyarakat bisa memanfaatkan sampah atau limbah rumah tangga mereka untuk diolah menjadi pupuk kompos dan hasil daur ulang.

Kegiatan ini didukung pula oleh sejumlah lembaga peduli terhadap lingkungan, yaitu Walhi Lampung, Wanacala Lampung, PiLaR dan LSM Kawan Tani.

"Harapan kami dalam kegiatan ini menumbuhkembangkan kesadaran bagi generasi penerus dan masyarakat, agar mau dan peduli dengan lingkungannya serta sadar akan pentingnya penyelamatan lingkungan dari hal yang terkecil," ujar dia pula.

Sahruddin mengemukakan bahwa pada saat suhu bumi semakin meningkat, perhatian dan pemahaman sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara korban dan penyumbang bagi pemanasan global (global warming) tampaknya masih hangat-hangat kuku.

Padahal, ujar dia, jika tidak segera menyusun strategi adaptasi nasional dan pengurangan emisi, berbagai sektor kehidupan di Indonesia semakin terancam keberlangsungan hidupnya.

Dia mengingatkan, Indonesia tidak bisa menunggu, mengingat dampak dari perubahan iklim sudah terjadi dan semakin menjadi.

"Kita semua perlu mengambil langkah segera, setiap level harus berkontribusi, dari level kebijakan hingga individu," ujar dia lagi.

Ia berharap, komunitas-komunitas pencinta lingkungan di Lampung gencar menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat akan sadar dan peduli terhadap penyelamatan lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia menjadi lebih baik, dari hal yang terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya, penghematan energi, penanaman pohon, dan pengolahan sampah (daur ulang). (B014/Z002)

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013