Kegiatan bisnis yang terkait dengan `forwarding`, pengapalan dan pengangkutan barang melalui udara baik untuk ekspor maupun impor akan memperoleh keuntungan dari aktivitas perdagangan luar negeri yang tumbuh secara berkesinambungan,"
Jakarta (ANTARA News) - Frost & Sullivan memprediksi industri logistik Indonesia akan tumbuh sebesar 14,5 persen didorong oleh inisiatif dan pembangunan industri logistik oleh pemerintah serta pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut melebihi estimasi tahun lalu yang mencapai Rp1,427 triliun menjadi sekitar Rp1,634 triliun pada 2013.

Global Vice President Transportation & Logistics Practice Frost & Sullivan, Gopal R, mengatakan relokasi dan aliran modal yang kuat diharapkan dapat mendorong kegiatan manufaktur dan meningkatkan permintaan logistik di Indonesia.

"Kegiatan bisnis yang terkait dengan `forwarding`, pengapalan dan pengangkutan barang melalui udara baik untuk ekspor maupun impor akan memperoleh keuntungan dari aktivitas perdagangan luar negeri yang tumbuh secara berkesinambungan," katanya.

Terlebih, menurut dia, perdagangan luar negeri untuk Indonesia diperkirakan naik secara moderat sebesar 16,7 persen mencapai 446 miliar dolar AS pada 2013.

Gopal juga memperkirakan pertumbuhan Investasi Langsung Pihak Asing (FDI) akan terus berlanjut pada tahun ini dengan dengan estimasi nilai investasi sebesar 42,7 miliar dolar AS.

Dia menilai realisasi Investasi Langsung Pihak Asing dalam sektor transportasi dan penyimpanan pada 2012 merupakan bagian saham terbesar kedua setelah sektor tambang. Investasi Langsung Pihak Asing dalam sektor transportasi dan penyimpanan tahun lalu mencapai 2,8 miliar dolar AS sementara sektor tambang bernilai sekitar 4,3 miliar dolar AS.

"Sementara aliran Investasi Langsung Pihak Asing yang kuat ke industri tambang akan terus mendorong pertumbuhan industri tersebut dan menawarkan peluang bisnis bagi industri transportasi dan logistik," katanya.

Meski Gopal memprediksi pasar transportasi dan logistik di Indonesia dapat tumbuh 14,8 persen secara tahunan untuk periode 2013 hingga 2017, dia menilai hambatan infrastruktur masih menjadi kendala utama yang memperlambat pertumbuhan.

"Infrastruktur yang belum memadai akan memperlambat pertumbuhan tersebut jika hambatan seperti ini terus terjadi di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

Konektivitas yang buruk, birokrasi yang bertele-tele, serta infrastruktur yang masih lemah berdampak pada timbulnya masalah dan mahalnya biaya sektor transportasi di Indonesia.

Selain itu, fasilitasi perdagangan yang mayoritas masih menggunakan sistem tertulis atau "paper-based systems" dinilai mengurangi efisiensi tetapi juga menambah biaya logistik.

"Pasar logistik di Indonesia sangat terfragmentasi karena banyaknya pemain di pasar logistik baik perusahaan kecil maupun menengah. Pelaku pasar yang besar menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan-perusahaan tersebut," katanya.

Pasar yang terfragmentasi itu, menurut Gopal, justru mendorong penyedia layanan logistik yang lebih kecil untuk menggunakan strategi penetapan harga ekonomis daripada memfokuskan layanan mereka pada kualitas dan beragamnya jenis layanan yang diberikan.
(A062/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013