berdampak pada menurunnya produktivitas saat dewasa
Palembang (ANTARA) - Prevalensi stunting di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengalami penurunan berkat intervensi yang dilakukan pemerintah setempat dalam beberapa tahun terakhir.

Pj Bupati Muba Apriyadi di Sekayu, Sabtu, mengatakan prevalensi (proporsi dari populasi) stunting pada balita di Kabupaten Muba berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2019 sebesar 23,04 persen, namun pada 2021 sudah menjadi 23 persen.

Namun jika merujuk pada hasil penilaian status gizi balita yang diambil dari aplikasi e-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada 2019 diketahui prevalensi balita stunting di Muba sebesar 8,9 persen, namun pada 2021 menurun menjadi 2,2 persen.

Ia mengatakan stunting (gagal tumbuh pada anak) menjadi fokus utama pemkab untuk segera ditanggulangi karena memiliki dampak jangka panjang yang merugikan bagi kualitas SDM bangsa.

"Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal dan berdampak pada menurunnya produktivitas saat dewasa," katanya.

Baca juga: Kasus stunting di Musi Banyuasin terus menurun
Baca juga: Pemprov Sumsel gandeng IBI cegah stunting

Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis pada masa dewasanya, bahkan berdasarkan laporan Bank Dunia dapat menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari produk domestik bruto (PDB) setiap tahunnya.

Sejauh ini pemerintah melakukan upaya penurunan stunting melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab tidak langsung, kemudian komitmen politik dan kebijakan, sinergitas pemerintah dan swasta lintas sektor serta kapasitas dalam pelaksanaan dalam penurunan stunting.

Ia menambahkan Muba ditetapkan menjadi salah satu lokus Stunting pada 2021 berdasarkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP.42/M.PPN/HK/04/2020 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kita Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi tahun 2021

Sejak itu, Pemkab Muba berkomitmen menyukseskan upaya itu melalui delapan aksi konvergensi stunting.

Baca juga: Pemkot Palembang pantau perkembangan 1.000 anak berpotensi stunting
Baca juga: Mahasiswa dan pemda di Sumsel keroyok stunting

Pemkab juga membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kabupaten, kecamatan, desa yang berperan aktif memberikan motivasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting khususnya penguatan peran posyandu.

Plt Kepala Bappeda Muba Sunaryo mengatakan komitmen Pemkab Muba terhadap penanganan stunting dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2017-2022 sebagai upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia, dengan target penurunan angka stunting menjadi 11,8 persen di tahun 2022.

Untuk itu sudah dilakukan Rembuk Stunting Kabupaten Muba yakni menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting kabupaten secara terintegrasi, mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting, dan membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting.

Sasarannya seluruh penduduk Kabupaten Muba fokus pada masyarakat yang beresiko stunting, seperti keluarga miskin, remaja putri anemia, ibu hamil, dan bayi usia 0-24 bulan.

Baca juga: Pemprov Sumsel optimalkan Satgas TPK tekan kasus stunting

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022