Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan, khususnya pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.

"Dalam sebuah kesempatan, Presiden Joko Widodo menghubungi saya via telepon, kami berdiskusi terkait cita-cita Indonesia untuk swasembada pangan khususnya pangan hewani. Berangkat dari situ maka kami meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan," ujar Mendes dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, saat ini Indonesia masih defisit dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional.

Berdasarkan data tahun 2021, diperkirakan kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700.000 ton per tahun atau setara 3,6 juta ekor sapi. Padahal, produksi daging sapi nasional per tahun tidak lebih dari 550.000 ton.

Baca juga: Mendes PDTT: Peningkatan SDM desa jadi fokus untuk pengembangan BUMDes

Baca juga: Mendes PDTT: BUMDes dapat jadi penggerak desa tekan angka stunting

 

"Situasi ini menunjukkan jika Indonesia masih mengalami defisit daging sapi dan harus bergantung pada impor sebanyak 26,4 persen," papar Gus Halim, demikian ia biasa disapa, ketika membuka Bimbingan Teknis Pengelolaan Peternakan Terpadu Berbasis Perdesaan oleh BUMDes Bersama di Yogyakarta.

Ia mengungkapkan, sejak tahun 2015 sampai tahun 2020, produksi daging sapi di Indonesia mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2016 produksi daging sapi mencapai 518.484 ton, kemudian turun di 2017 dan 2018 masing-masing dengan 486,319 ton dan 497,971 ton. Tren produksi daging sapi kembali naik pada tahun 2019 dan 2020.

"Di tahun 2019 kita bisa produksi 504.802 ton dan pada tahun 2020 bisa 515.627 ton. Dari fluktuasi ini, produksi daging sapi kita kalau diambil rata-rata masih jauh dari kebutuhan daging sapi nasional. Ini yang harus dijawab Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan," katanya.

Gus Halim menjelaskan Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan ini merupakan konsep peternakan komunal yang dikelola BUM Desa Bersama.

Peternakan komunal ini akan memadukan peternakan sapi, ayam, ikan air tawar, tanaman sayur-sayuran, serta mengelola kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik.

"Melalui peternakan terpadu, desa-desa berpotensi meningkatkan kemampuan ekonomi warga desa, dan memenuhi kebutuhan pangan desa. Bahkan kebutuhan pangan Indonesia, khususnya pangan hewani akan tercukupi dari Desa," katanya.*

Baca juga: Mendes PDTT: Desa adalah kunci pembangunan Indonesia

Baca juga: Mendes PDTT: Dana Desa boleh untuk pendidikan


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021