Mengapreasi program Matching Fund UNJA memprioritaskan pemberdayaan Suku Anak Dalam
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengharapkan program Matching Fund yang dikembangkan Universitas Jambi (UNJA) mampu menjawab berbagai tantangan masyarakat marjinal seperti membangun kemandirian Suku Anak Dalam (SAD).

Karena itu, Nadiem Makarim mengharapkan, program Matching Fund yang telah mengadopsi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat terus dikembangkan sehingga ke depan bisa dijadikan model bagi perguruan tinggi lain.

Pernyataan itu disampaikan Mendikbud Ristek Nadiem usai meninjau lokasi permukiman SAD atau yang biasa disebut juga dengan Orang Rimba di Kabupaten Sarolangun, Rabu.

Dalam peninjauan itu, Nadiem menyempatkan diri untuk melihat dari dekat program Matching Fund di komunitas SAD yang implementasinya memadukan sistem pendidikan formal, namun tetap mengadopsi kearifan lokal serta budaya SAD.

Nadiem juga meninjau beberapa kegiatan seperti inventarisasi dan pengolahan tanaman obat, pembuatan demplot tanaman endemik dan kehutanan.

“Saya sangat mengapreasi program Matching Fund UNJA yang memprioritaskan pemberdayaan Suku Anak Dalam (SAD) sebagai agenda utama," kata Nadiem Makarim dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Rabu.

Baca juga: Mendikbudristek apresiasi program pemberdayaan Suku Anak Dalam

Baca juga: Jambi nyatakan kesiapan laksanakan PTM kepada Mendikbudristek


Di hari yang sama, sebelumnya Nadiem telah berdialog dengan dengan Civitas Akademika Universitas Jambi di Balairung Pinang Masak Kampus UNJA Mendalo, Jambi.

Dalam dialog tersebut, Rektor UNJA Prof Sutrisno serta Dekan Dr Fuad Muchlis memaparkan sejumlah program dan inovasi yang telah dikembangkan UNJA.

Menurut Fuad Muchlis yang memimpin program tersebut, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah terciptanya pemberdayaan SAD di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang terintegrasi sebagaimana tertuang arahan program Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD.

Fuad Muchlis mengungkapkan, program ini merupakan tindak lanjut dari MoU UNJA dengan PT. Sari Aditya Loka (Group Astra Agro Lestari Tbk) beberapa waktu lalu.

“UNJA memiliki sumber daya manusia yang mampu memetakan, merumuskan strategi serta mengadvokasi komunitas SAD. Karenanya UNJA hadir dan mengambil peran dalam upaya percepatan perubahan sosial SAD sekaligus mendorong upaya konservasi di TNBD,” kata Fuad Muchlis.

Lebih lanjut rektor Fuad Muchlis menyampaikan, dalam rangka mendukung program Matching Fund ini pihak UNJA sudah memiliki Laboratorium Sosial SAD, melalui gagasan DLT (Desa Laboratorium Terpadu) PUI Etnomedical dan Nurisetikal (eMedical) dan PUI Pendidikan Komunitas (PENTAS).

Program ini, kata Fuad Muchlis, melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai Prodi di UNJA.

“Aktivitas mahasiswa mengikuti kegiatan ini akan diakui sebagai kegiatan akademik hingga 20 sks sebagai bagian dari implementasi MBKM,” kata Fuad Muchlis.

Kehadiran Nadiem untuk melihat dari dekat kehidupan SAD makin melengkapi deretan Kabinet Indonesia Maju yang menaruh perhatiannya kepada warga SAD di Provinsi Jambi.

Sebelumnya, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, telah lebih dulu menemui warga SAD di wilayah Batanghari, Jambi.

Kunjungan Nadiem ke SAD ini merupakan agendanya di Jambi. Dalam kunjungan ini, Nadiem lebih dulu meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap tenaga pendidik dan peserta didik di Makorem 042 Garuda Putih.

Baca juga: Nadiem dorong proyek unggulan Unja diimplementasikan dalam MBKM

Baca juga: Nadiem: Vaksinasi mengejar PTM bukan PTM yang mengejar vaksinasi

 

Pewarta: Budi Suyanto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021