Kendari (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menegaskan bahwa sekarang tidak ada lagi bantuan jatah hidup bagi eks pengungsi, termasuk eks pengungsi konflik asal Maluku dan Maluku Utara.

"Saat ini yang kita upayakan bagaimana membuat program untuk meningkatkan kesejahteraan, tidak ada lagi warga kelas satu atau kelas dua," kata Mensos saat menerima perwakilan demonstran eks pengungsi di Swiss belHotel Kendari, Kamis.

Puluhan eks pengungsi Maluku dan Maluku Utara melakukan unjukrasa di depan hotel tersebut menuntut bantuan sosial sehingga rencana pertemuan Mensos dengan para Kepala Dinas di Sulawesi Tenggara dialihkan di Bandara Haluoleo.

Menurut Mensos, saat ini bagaimana memberdayakan masyarakat dengan program-program yang ada di bawah Kementerian Sosial seperti Kelompok Usaha Bersama (Kube).

"Kita inginkan program yang bisa membuat masyarakat cepat sejahtera, jangan tunggu tiga hingga lima tahun baru sejahtera," tambah Mensos.

Menurut Mensos, dalam pertemuan dengan perwakilan eks pengungsi tersebut sudah cukup jelas dan permasalahannya sudah tuntas.

Puluhan ribu warga Maluku dan Maluku Utara mengungsi di Sultra karena kerusuhan antarkelompok pada Januari 1999 silam.

Perwakilan pengunjukrasa eks Maluku dan Maluku Utara Mutanafas dan Tahir Wabula berharap bantuan Kementerian Sosial segera diwujudkan.

"Bantuan modal usaha juga bagus. Kami tidak menuntut yang muluk-muluk. Kami hanya membutuhkan sentuhan dari pemerintah," kata Mutanafas. Puluhan ribu warga Maluku dan Maluku Utara mengungsi di Sultra karena kerusuhan antarkelompok pada Januari 1999 silam.

(D016/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011