Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung layanan khusus di mana perusahaan bisa membantu para pekerjanya mengatasi masalah yang mereka hadapi terutama di masa sulit di tengah pandemi COVID-19.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Komunikasi dan Informatika Firlie H Ganinduto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, mengatakan pandemi berdampak besar kepada sejumlah sektor.

Akibatnya, jutaan pekerja dari industri tersebut maupun industri lainnya turut mengalami dampak dari kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Berbagai perusahaan tidak dapat berbuat banyak ketika karyawannya mengalami situasi keuangan yang sulit seperti halnya untuk pengeluaran mendesak terkait perawatan dan pengobatan Covid-19 untuk pribadi atau anggota keluarganya.

"Perusahaan harus memperhatikan kondisi keuangan karyawannya untuk menjaga produktivitas," katanya.

Firlie pun menyambut layanan Earned Wage Access (EWA) dari Wagely dan menilai layanan tersebut darurat untuk dapat diterapkan di Indonesia sebagai bentuk itikad baik perusahaan dalam membantu likuiditas keuangan karyawan, menjaga produktivitas, sekaligus menghindarkan karyawan dari predatory lending.

Kondisi pandemi membuat banyak masyarakat khususnya pekerja yang tidak mempunyai dana darurat mengambil jalan pintas, dengan meminjam dari pinjaman online (pinjol) ilegal untuk pengeluaran tak terduga.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejak 2018 hingga Juli 2021 sudah ada 3.365 pinjol ilegal yang telah dihentikan operasionalnya oleh Satgas Waspada Investasi. Sebanyak 7.128 pengaduan masuk dari masyarakat terkait pinjol ilegal.

Akibatnya, banyak pekerja atau buruh yang terjerat utang pinjol ilegal yang seringkali diakibatkan kebutuhan dana darurat yang mendesak, khususnya di tengah pandemi saat ini.

"Kalau kita melihat urgensi, tidak ada yang lebih urgent dari sekarang. Ini merupakan inovasi yang baru dari ekonomi digital yang perlu disosialisasikan ke perusahaan-perusahaan, karena tidak banyak industri yang menyadari solusi ini. EWA adalah sesuatu yang menjadi common practice, di luar negeri juga biasa dilakukan. Timing-nya tepat, hanya masalah memperkenalkan konsep ini ke perusahaan," imbuh Firlie.

Co-Founder dan CEO Wagely Tobias Fischer mengatakan platform kesehatan finansial Wagely didirikan dengan misi untuk mendukung upaya perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan, terutama kesehatan dan ketahanan finansial mereka melalui layanan EWA.

"Kinerja dan produktivitas karyawan dipengaruhi oleh kondisi keuangan mereka, dan pada akhirnya kondisi tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan profitabilitas perusahaan secara negatif. Layanan EWA dari Wagely sejalan dengan upaya OJK untuk mencegah masyarakat terjebak dalam jeratan utang pinjaman online ilegal," tutup Tobias.

Layanan EWA memungkinkan pekerja untuk mencairkan gaji secara proporsional dari hari bekerja yang telah dilakukan tanpa perlu menunggu tanggal pencairan gaji yang telah ditetapkan perusahaan.

Inovasi ini dapat memberikan ketenangan para pekerja yang sedang menghadapi masalah keuangan. EWA dapat menjadi solusi pekerja dalam menghadapi pengeluaran tidak terduga dan membantu pekerja agar terhindar dari rentenir atau pinjol ilegal yang mengenakan bunga yang tidak wajar.

Di sisi lain, EWA juga dianggap sebagai sebuah solusi baru yang penting untuk membantu menjaga kesejahteraan finansial dan ketahanan karyawan, dari perspektif perusahaan.

Baca juga: Kadin optimis Program ECS tembus ekspor 100 juta dolar di akhir 2021
Baca juga: Kadin dukung pemerintah lanjutkan pembangunan ibu kota baru

Baca juga: Arsjad Rasjid umumkan pengurus Kadin periode 2021-2026
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021