Kudus (ANTARA) - Keluarga Nitisemito menyatakan tidak berambisi terhadap usulan agar Nitisemito yang dikenal sebagai raja kretek asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai pahlawan.

"Jika memang dianggap berjasa, silakan diusulkan. Karena keluarga tidak ada ambisi untuk itu," kata Yudhi Ernawan sebagai cucu raja kretek Kudus Nitisemito saat menjadi pembicara dalam Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Kretek Kudus di Kudus, Senin.

Pada masa pemerintahan Soekarno, kata dia, saat sidang pidato Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) memang disebut Nitisemito sebagai orang yang dianggap istimewa.

Ia juga mengapresiasi terselenggaranya seminar tersebut, karena membahas soal kajian koleksi museum, salah satunya peninggalan Nitisemito.

Baca juga: Kunjungan ke Museum Kretek Kudus terdongkrak pameran bersama

Baca juga: Museum Kretek Kudus masih dipadati pengunjung


Besar harapannya, Museum Kretek Kudus semakin dikelola dengan baik sehingga menjadi daya tarik banyak pihak, terutama edukasi bagi generasi muda agar terinspirasi menjadi enterpreneur sukses.

"Jika sebelumnya ada warga pribumi yang bisa sukses di bidang rokok, kenapa saat ini belum muncul lagi karena yang tersisa saat ini hanya satu di Kudus. Mudah-mudahan nantinya akan bermunculan generasi muda yang terinspirasi kesuksesan Nitisemito," ujarnya.

Ia sendiri mengakui tidak banyak mengetahui tentang sejarah Nitisemito, karena yang lebih paham justru orang-orang yang sejak awal peduli meneliti terkait kesuksesan Nitisemito membangun industri rokok yang dimulai pada tahun 1910 yang awalnya kecil-kecilan hingga akhirnya bisa sukses.

"Termasuk saat kejayaan dan kejatuhan hampir bersamaan dengan perang dunia. Padahal, jika dilihat dari buku akuntan yang ditemukan di Belanda, kok, tanda tanya karena saldo khas terakhirnya masih memungkinkan beroperasi. Hal ini, tentunya perlu ada studi kasus akademisi atau dikaji secara ilmiah," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Museum Jateng Ranggawarsita Djoko Nugroho Witjaksono sepakat dengan usulan agar perguruan tinggi di Kudus bisa mengangkat lebih jauh tentang sosok Nitisemito, sehingga nantinya ada kajian mendalam.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, kata dia, seharusnya bisa kerja sama dengan perguruan tinggi di Kudus, jika kurang tambah lagi dari Semarang untuk melakukan kajian sosok Nitisemito. Hasil kajian tersebut jelas pasti luar biasa bisa ditampilkan dalam bentuk buku atau ringkasan leaflet.

"Nantinya, tentu akan menarik dibaca. Terlebih jika disediakan pula dalam bentuk versi digitalnya seperti buku elektronik yang bisa dibaca semua orang atau menjadi tampilan pertama masuk Museum Kretek Kudus," ujarnya.*

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021