Jakarta (ANTARA) - Sebuah tren TikTok di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan orang-orang mengonsumsi madu beku dalam jumlah banyak, setelah salah seorang pengguna TikTok yaitu Dave Ramirez mempopulerkan madu beku sebagai camilannya dan dinilainya sebagai sesuatu yang menyegarkan.

Tren itu pun setidaknya menarik 900 juta penonton di TikTok berhasil menjadikan Dave sebagai "Frozen Honey King".

Baca juga: Lima jenis madu yang dicari selama pandemi

Tak sedikit orang- orang secara global mencoba hal yang sama mengonsumsi madu beku.

Misalnya seperti Daniella Shaba yang berusia 20 tahun dan mencoba tren itu dan akhirnya menikmati bagaimana tekstur madu menjadi sangat kenyal dan berbeda dengan permen- permen yang dibuatnya mengingat dirinya adalah seorang pembuat permen.

“Saya sangat suka ini, tentu ini berbeda dari permen-permen saya, dan ada banyak sekali pilihan,” kata Daniella.

Atau seperti Eloise Fouladgar yang memiliki 3.6 juta pengikut di TikToknya dan akhirnya ia hanya merasakan rasa manis yang dingin. Ia pun mengakui tren tersebut sangatlah aneh namun bisa memuaskan hasrat penasaran.

Ia mencoba tren itu bersama sang kekasih, meski demikian sang kekasih justru merasa tak sehat usai melakukan tantangan tersebut.

Sebenarnya tidak mengherankan bahwa orang- orang yang mencoba tren tersebut tidak sedikit yang mengalami perasaan tidak nyaman, sakit perut, hingga merasa ingin muntah setelah mencoba tren itu.

Baca juga: Mengenal madu manuka, asal hingga manfaat

Hal itu berkaca pada sifat madu yang bisa meningkatkan kadar gula darah lalu kemudian menurunkan kadar tersebut secara drastis hingga akhirnya ditemukanlah banyak keluhan dengan masalah perut mulai dari mulai, sakit perut, hingga diare pada orang- orang yang mencoba tren itu.

“Tren ini bisa dibilang setara dengan anda yang memakan permen dalam jumlah yang banyak di satu waktu. Tidak manfaatnya untuk kesehatan, tentunya ini juga menganggu kadar gula di dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan anda mudah lapar dan mengalami gangguan saluran pencernaan,” ujar pakar nutrisi di Chicaho Amanda Izquierdo dikutip dari Healthline, Minggu.

Hal serupa juga disampaikan oleh Nutrisionis dari New York Sarah Rueven seperti dikutip dari New York Times yang menilai tren tersebut membuat kandungan madu menjadi berbahaya bagi tubuh.

Hal tersebut karena para pelaku tren itu menggunakan madu dalam jumlah yang banyak dan melebihi batasan kebutuhan dan kewajaran yang bisa diterima oleh tubuh manusia.

“Saat kamu mengonsumsi madu dalam periode yang panjang dan banyak. Itu justru jadi tidak sehat, Itu bisa mengarah pada masalah berat badan hingga membahayakan kesehatan gigi,” ujarnya.

Anda sebenarnya bisa mencoba melakukan tren ini, namun tentunya madu yang digunakan hanya dalam jumlah yang sedikit atau yang bisa diterima dan sesuai kebutuhannya oleh tubuh.

Baca juga: Cara mudah mengetes madu yang Anda beli murni atau tidak

Baca juga: Lely Pelitasari kini rajin minum madu setelah terkena COVID-19


Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021