Sebenarnya langkah kami di hulu dan hilir lumayan efektif,
Kediri (ANTARA) - Penggunaan tempat tidur "BOR" (Bed Occupancy Ratio) di rumah sakit rujukan bagi pasien isolasi setelah terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, mulai turun imbas positif dari kebijakan PPKM.

"'BOR' agak menurun sedikit. Kemarin 76 persen, hari ini 71 persen. Secara umum ada penurunan dampak dari PPKM," Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima di Kediri, Selasa.

Ia mengakui ada banyak faktor yang memicu BOR turun. Namun, ditegaskan bahwa BOR tidak bisa dijadikan pedoman khusus bahwa kasus sudah mulai turun.

Fauzan mengatakan, penurunan itu dinilainya belum signifikan. Kondisi saat ini masih naik dan turun, sehingga harus tetap diwaspadai guna mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19.

"Dari satu pekan terakhir kecenderungan turun tapi belum signifikan, sehingga belum bisa menyimpulkan turun atau masih ada naik. Jadi, grafiknya seperti gergaji naik turun," kata dia.

Dirinya tetap meminta warga untuk waspada dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dengan selalu mengenakan masker, rajin mencuci tangan dan mengenakan hand sanitizier atau pembersih tangan serta menerapkan jaga jarak.

Terkait dengan vaksinasi COVID-19, Fauzan mengatakan pemerintah kota berupaya keras agar vaksinasi bisa dilakukan kepada mereka yang lolos screening. Hingga kini, total keseluruhan capaian vaksinasi di Kota Kediri sudah 62,46 persen.

"Keseluruhan sudah 62,46 persen itu data akumulasi dosisnya. Untuk mencapai 70 persen kurang sedikit. Ini tinggal droping vaksin yang banyak bisa menyelesaikan 70 persen," kata dia.

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Kediri Herwin Zakiyah menegaskan pemerintah kota tidak akan lengah dengan BOR yang turun. Pemkot tetap berupaya keras melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dengan cara intensif melakukan tracing kepada warga yang kontak erat.

Ia mengakui masyarakat masih ada yang susah untuk dilakukan tracing, namun pemerintah kota tetap berupaya agar masyarakat sadar pentingnya tracing.

Baca juga: Pemkot Kediri manfaatkan layanan E-Tiket saat vaksinasi COVID-19

Baca juga: Wali Kota tegaskan petugas PPKM rutin datangi warga isolasi mandiri


"Jadi masih ada yang tracing susah. Ada yang positif COVID-19 di lingkungannya. Harusnya yang pernah interaksi di-tracing, tapi ada warga yang tidak mengaku hingga akhirnya positif dan menyebar (kasusnya). Sebenarnya langkah kami di hulu dan hilir lumayan efektif, tapi semua harus disiplin," kata Herwin.

Ia juga menambahkan, pemerintah kota juga mempunyai wacana untuk menambah fasilitas tempat isolasi terpusat. Saat ini, Kota Kediri mempunyai dua lokasi di gedung BLK dan GNI Kota Kediri.

Kendati saat ini yang sudah terisi adalah gedung BLK Kota Kediri dengan hanya sekitar 24 orang warga yang isolasi dari kapasitas tempat tidur 94 unit, serta GNI yang masih kosong atau belum terisi, pemkot juga tetap siaga.

"Kami ingin menambah di ruang isolasi, kami persiapan. Isoman (isolasi mandiri) beberapa kali tidak aman, yang meninggal karena isoman. Jadi, memang kita sudah berpikir untuk menambah ruang isolasi. Walaupun sekarang belum penuh, kami berpikir seandainya keadaan yang isoman satu keluarga akhirnya banyak yang tertular," kata dia.

Di Kota Kediri, hingga Senin (2/8) terdapat 2.863 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 614 orang yang masih dirawat, 2.007 orang telah sembuh dan 242 orang telah meninggal dunia. 

Baca juga: Gedung BLK Kediri jadi tempat isolasi mandiri terpusat

Baca juga: Penjualan obat herbal anti-COVID-19 di Kediri semakin laris

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021