Grobogan (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan penyimpangan penyaluran bantuan sosial tunai (BST) saat melakukan pengecekan di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Selasa.

Di desa tersebut Ganjar menemukan penyaluran BST yang tidak tepat sasaran, yakni penerima bantuan merupakan karyawan SPBU dan perangkat desa.

Awalnya Ganjar "ngobrol" dengan sejumlah warga yang menerima bantuan di balai desa itu sekaligus mengorek informasi tentang siapa penerima BST.

"Mas 'sampeyan ngopo'? Ambil bantuan? Sehari-hari kerja apa," tanya Ganjar pada salah satu penerima BST.

Baca juga: Ganjar dicurhati semrawutnya bansos saat Rembug Desa di Klaten

Seorang penerima BST tersebut kemudian menjawab bekerja di SPBU dan tiap bulan menerima gaji sesuai UMK.

Pada saat itu ternyata ada salah satu perangkat desa yang juga terdaftar sebagai penerima BST, namun yang bersangkutan menyatakan tidak akan mengambilnya.

"Saya dapat pak, tidak tahu kok bisa dapat, tapi tidak akan saya ambil. Untuk warga lain yang membutuhkan saja," kata perangkat desa tersebut dan diacungi dua jempol oleh Ganjar.

Menurut Kepala Desa Panunggalan Moch Pujiyanto, ada enam warganya yang mendapatkan bantuan ganda dari pemerintah, termasuk ada warga yang masih gajian termasuk perangkat desa yang dapat.

"Itu data dari Kementerian Sosial, kita tidak tahu apakah kesalahan data, salah tulis atau salah 'update', tapi yang perangkat tadi tidak diambil. Nanti kita perbaiki, termasuk warga yang tadi masih bekerja di SPBU," ujarnya.

Baca juga: Ganjar tegaskan tren COVID-19 di Jateng tunjukkan penurunan

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah menduga menemukan kasus-kasus seperti itu karena saat rapat bersama kades di Rembug Desa, hal itu sudah disampaikan.

"Sudah pasti, makanya kenapa saya datang langsung untuk melakukan pengecekan agar tahu kondisinya. Kemarin kades banyak masukan, pak Ganjar kok datanya gak sama. Saya bilang sabar, 'ojo nesu', akan kami klarifikasi," katanya.

Ganjar sudah mengirim surat kepada Kemensos terkait hal itu dan meminta Mensos Tri Rismaharini mengirimkan data penerima BST di Jawa Tengah.

"Nanti saya dan teman-teman kades akan melakukan checking. Tadi pak kades sampaikan bagus, ada perangkat yang dapat, ada pegawai pom bensin yang masih gajian juga dapat. Menurut saya beliau jujur, dan ini memang gak bener," ujarnya.

Baca juga: Ganjar ajak mahasiswa jadi sukarelawan penanganan COVID-19

Ganjar menegaskan siap membantu pemerintah untuk membersihkan data-data ganda terkait penerima BST.

"Ada data ganda, nanti kita bersihkan. Kita di daerah siap membersihkan agar tidak terjadi situasi seperti ini. Soalnya ini yang kerap menjadikan kecemburuan sosial di masyarakat," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021