Indikasi adanya penyebaran paham intoleransi
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menggencarkan sosialisasi untuk mengenalkan moderasi beragama, kepada umat Islam di daerah itu untuk membangun kerukunan antar-sesama pemeluk agama.

"Saya berpandangan mengarusutamakan moderasi beragama di Kabupaten Sigi masih tetap relevan untuk terus disampaikan kepada umat Islam, agar dapat difahami dengan baik," ucap Ketua MUI Kabupaten Sigi Ali Hasan Aljufri, di Sigi, Senin, saat menyampaikan sambutan pada musyawarah daerah II MUI Kabupaten Sigi bertemakan "wujudkan moderasi beragama, perkokoh ukhuwah islamiyah".

Kata Ali Hasan Aljufri bahwa pengurus MUI di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa di Sigi yang terlibat di dalam Musda II MUI Sigi, agar mampu menyusun dan merumuskan program-program lima tahun ke depan.

Program-program itu, kata Ali Hasan Aljufri harus mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh umat saat ini, misalnya mengenai moderasi beragama dan problem mengenai toleransi antar-umat beragama.

"Demikian juga menghadapi tantangan ke depan dalam bidang akidah, syariah, akhlak, budaya, dan perkembangan informasi teknologi dan sebagainya," ujarnya.

Baca juga: Menag berharap asrama haji jadi tempat moderasi beragama

Baca juga: Wamenag ajak pemuda Kristen perkuat moderasi beragama

Ia menegaskan penguatan paradigma pemahaman masyarakat khususnya umat Islam di Sigi, mengenai moderasi beragama untuk membangun umat yang moderat, harus menjadi agenda utama MUI di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa di Sigi.

"Hal ini penting, seiring dengan adanya indikasi adanya penyebaran paham intoleransi, radikalisme dan terorisme di masyarakat. Olehnya pegurus MUI di semua tingkatan di Sigi agar memahami secara utuh moderasi beragama, sehingga dapat menjadi corong dalam menyampaikannya kepada umat. Setiap pengurus MUI harus menyampaikan tentang Islam wasathiyah kepada sebanyak mungkin umat Islam di Sigi," ungkapnya.

Hal itu agar pemahaman keislaman sebagaimana yang telah diletakkan oleh para ulama terdahulu di Indonesia bisa hadir kembali dan menjadi jati diri umat Islam di Indonesia termasuk di Sigi.

Selain itu, kata Ali Hasan Aljufri MUI Sigi di semua tingkatan harus menyusun program kerja yang disesuaikan dengan tuntutan kemajuan informasi dan digitalisasi.

MUI, tegas sudah harus menyiapkan diri sejak awal untuk menyambut kedatangan tren digitalisasi dan informasi.

"Kalau hal ini tidak dilakukan, maka MUI akan ditinggalkan, karena program dan kinerja tidak menyentuh pada segmen masyarakat yang telah berubah," ujarnya.

Ali Hasan Aljufri menambahkan bahwa MUI harus menjadi organisasi keagamaan yang bersifat mengayomi, mempersatukan, dan menjadi penyejuk umat beragama.

Baca juga: Kuatkan moderasi beragama, Kemenag gelar doa bersama

Baca juga: Menag ajak pemuda manfaatkan medsos siarkan moderasi beragama

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021