Seoul (ANTARA) - Partai politik yang berkuasa yang mendukung Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengalami kekalahan telak dalam pemilihan khusus untuk jabatan wali kota utama di tengah skandal politik dan kesalahan kebijakan, hitungan suara menunjukkan pada Kamis.

Jutaan warga Korea Selatan pergi ke tempat pemungutan suara pada Rabu (7/4) untuk memilih kepala pemerintahan dari dua kota terbesar di negara itu, Ibu Kota Seoul dan kota pelabuhan, Busan, di antara 21 jabatan lokal yang diperebutkan.

Pemilu itu secara luas dipandang sebagai barometer utama untuk potensi pergeseran politik terkait partai progresif Moon dengan sisa waktu kurang dari satu tahun sebelum pemilihan presiden 9 Maret.

Dukungan publik bagi Moon dan Partai Demokratnya anjlok ke rekor terendah dalam beberapa bulan terakhir di tengah meroketnya harga rumah, ketimpangan yang semakin dalam, skandal pelecehan seksual, dan hubungan yang memburuk dengan Korea Utara.

Di Seoul, pesaing dari Partai Kekuatan Rakyat, Oh Se-hoon, mendapatkan 57,5 persen suara di antara 8,4 juta pemilih. Oh Se-hoon meraih kemenangan atas kandidat dari Demokrat Park Young-sun yang mengumpulkan 39,2 persen, menurut komisi pemilihan negara bagian.

Jajak pendapat pascapencoblosan telah memprediksi kemenangan telak Oh.

Hitungan suara menunjukkan bahwa Oh --yang sebelumnya menjabat sebagai wali kota Seoul dari 2006 hingga 2011- memenangkan semua 25 distrik di kota itu. Ia meraih tiga kali lebih banyak suara dari yang didapat Park di Gangnam, kota yang makmur.

Oh mengucapkan terima kasih kepada para pemilih setelah kemenangannya dipastikan, sementara Park mengakui kekalahan dan bersumpah "mawas diri atas hukuman dari warga."

Ketua Partai Kekuatan Rakyat Kim Chong-in mengatakan setelah jajak pendapat pascapencoblosan dirilis bahwa kemarahan rakyat telah "meledak" atas kegagalan kebijakan pemerintah.

"Saya tidak dapat menyembunyikan rasa tanggung jawab yang sudah membebani pikiran saya," kata Oh.

Di Busan, kandidat Partai Rakyat Park Hyung-joon menerima 62,7 persen suara, mengalahkan Demokrat Kim Young-choon yang memperoleh 34,4 persen.

Tingkat partisipasi pemilih adalah 58,2 persen di Seoul dan 52,7 persen di Busan dari sekitar 12,16 juta yang memenuhi syarat untuk memberikan suara. Jumlah itu melebihi 50 persen dalam pemilihan cepat untuk jabatan lokal untuk pertama kalinya, menurut komisi tersebut.


Sumber: Reuters
​​​​​​​
Baca juga: Korsel laporkan 668 kasus baru COVID, tertinggi sejak 8 Januari

Baca juga: Menteri Korsel harapkan peran China dalam upaya perdamaian Korea Utara

Baca juga: Pemda Korsel tepis protes, wajibkan tes COVID untuk pekerja asing


 

Bertemu CEO Korsel, Presiden Jokowi Jelaskan potensi investasi di Indonesia

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021