Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pangan Aceh menyatakan ketersediaan komoditas pangan di daerah Tanah Rencong tersebut masih tercukupi terjamin hingga akhir tahun 2020, meski di tengah masyarakat menghadapi pandemi COVID-19.

"Sampai saat ini belum ada kendala apapun, ketersediaan pangan kita masih cukup," kata Kepala Dinas Pangan Aceh Cut Yusminar, di Banda Aceh, Kamis.

Dia menyebutkan untuk produksi padi Aceh mengalami surplus. Bahkan, gabah dari provinsi paling barat Indonesia itu kerap diekspor ke luar daerah seperti Kota Medan, Sumatera Utara.

Kemudian, untuk komoditas bawang merah juga beberapa daerah sudah memasuki masa panen, seperti di Kabupaten Bener Meriah, Pidie, dan Aceh Tengah, dan beberapa daerah lainnya.

Disamping pihaknya terus menggalakkan warga di seluruh kabupaten/kota untuk pemanfaatan lahan pekarangan rumah dalam membudidaya tanaman pangan. Katanya, bahkan beberapa diantaranya telah mulai panen.

Akhir-akhir ini, kata Cut, beberapa harga komoditas pangan juga terjadi lonjakan seperti telur ayam ras yang mencapai harga Rp40 ribu per papan.

"Saya berusaha masukkan telur dari Medan, misalnya satu sampai dua truk, nanti kita yang tanggung ongkosnya, jadi nanti penjual tidak boleh menjual harga mahal, harus harga yang mengambil untung sedikit," ujarnya.

Karena memang produksi teluar ayam ras di Aceh tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga harus menyuplai dari provinsi tetangga.

"Jadi begitu ada harga naik, kami subsidi terus dengan ongkos angkut, dan dijualnya tidak boleh harga mahal. Jadi kita yang mengatur harganya," kata Cut.

Selain telur ayam ras, lanjut dia, cabe merah juga sempat mengalami lonjakan harga, karena Aceh memasuki musim penghujan sehingga membuat banyak cabe yang busuk. Namun, katanya, kini harganya telah kembali normal.

"Cabai merah dua hari yang lalu sampai Rp45 per kilogram-50 ribu per kilogram, normalnya Rp25 ribu per kilogram, dan paling tinggi Rp30 ribu per kilogram. Kalau panen serentak seperti sebulan lalu Rp20 ribu per kilogram," ujarnya.

"Kalau bawang merah harga stabli, kita baru panen semua. Jadi hingga akhir tahun ini stok kita masih aman, meskipun seperti telur ayam kita masih mendatangkan dari Medan ya, karena memang enggak cukup produksi di kita," ujarnya.

Baca juga: Sektor UMKM di Aceh mulai jajaki pasar digital
Baca juga: Bener Meriah siap jadi daerah cadangan logistik strategis
Baca juga: Dukung kemandirian pangan Aceh, PUPR fungsikan irigasi Lhok Guci

 

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020