Surabaya (ANTARA) - Mulyati, warga Asemrowo, Kota Surabaya, Jawa Timur, tampak bahagia menjadi bagian dari penerima manfaat bantuan sosial tunai (BST) senilai Rp300 ribu dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Ekspresi kebahagiaan itu terlihat di acara Penyuluhan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Tahap VII yang dihadiri Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan pejabat penting lainnya di Kantor Pos Kebon Rejo, Kota Surabaya, Jatim, Rabu (7/10).

Warga Asemrowo ini mengaku bersyukur karena saat pandemi COVID-19 seperti ini masih mendapat BST dari Kemensos. Apalagi pekerjaannya sebagai penjahit saat ini lagi sepi, tidak seperti sebelum virus corona jenis baru ini mewabah di negeri ini.

"Saya seorang janda. Jadi dapat bantuan dari Kemensos ini, saya senang sekali," kata Mulyati.

Menurutnya, bantuan sosial yang sudah didapatkannya setiap bulan sejak Agustus lalu itu cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli beras, bayar listrik, PDAM dan lainnya.

Perasaan bahagia lainnya juga diutarakan penerima manfaat BST lainnya, Ali. Ia bersyukur mendapat BST yang sudah diterimanya sebanyak enam kali ini.

Bagi pria yang berprofesi sebagai pengendara ojek daring ini, bantuan tersebut cukup membantu menopang kebutuhan sehari-hari. Ali mengaku bersyukur dengan bantuan tersebut seiring pekerjaannya juga sepi selama pandemi.

"Harapan saya, kondisi kembali normal seperti semula," ujarnya.

Baca juga: Mensos puji penanganan bantuan sosial di Surabaya

Baca juga: Penerima BSU Surabaya gunakan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari


Meringankan beban

BST merupakan bantuan sosial dari Kemensos yang diluncurkan khusus untuk masyarakat terdampak pandemi COVID-19. Tujuannya untuk mengurangi beban dan meningkat daya beli masyarakat akibat pandemi.

Dengan bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban hidup bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan atau dirumahkan karena tempat kerjanya tidak beroperasi.

Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), realisasi BST di Kota Surabaya Tahap I Mei-Juni berjumlah 172.807 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Tahap II Juni–Juli 169.601 KPM, Tahap III Agustus sebanyak 168.291 KPM. Lalu pada tahap IV bulan Juli, sebanyak 166.400 KPM tahap V bulan Agustus 166.400 KPM.

Masyarakat penerima BST tersebut menerima bantuan uang tunai sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga setiap bulan selama tiga bulan dan Rp300 ribu per KPM setiap bulan selama enam bulan.

Adapun sasaran penerima BST di Kota Surabaya sebanyak 225.255 KPM dengan nilai total Rp67.576.500.000.

Sementara itu, Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menyatakan sampai hari ini dari 1,2 juta penerima BST Tahap VII di Jatim sudah terealisasi 1,19 juta jiwa atau mencapai 99, 12 persen sehingga tinggal 10 ribu keluarga lagi.

Dari total 1,2 juta penerima BST di Jatim tersebut, di Kota Surabaya sebanyak 162 ribu KPM. Sedangkan di Surabaya sendiri saat ini sudah terealisasi 161 KPM, atau tercapai 99,43 persen sehingga di Surabaya tinggal 932 keluarga lagi.

Menurut dia, setiap hari ada 16 ribu penerima BST di seluruh kabupaten/kota di Jatim, sedangkan khusus hari Sabtu dan Ahad bisa mencapai 43 ribu penerima BST.

"Bagi kami, PT Pos dapat penghormatan dari Pak Mensos untuk menyalurkan BST. Semoga menjadi amal ibadah dan memberikan kontribusi nyata untuk pemulihan ekonomi Nasional," katanya.

Baca juga: Mensos saksikan pencairan BST dan distribusi BSB di Surabaya

Bingung tak bekerja

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya mengatakan pada saat pandemi COVID-19, ia mengaku sempat bingung karena banyak warga Surabaya yang tidak bisa bekerja lagi.

"Sementara itu, kami juga harus merawat pasien yang jumlahnya besar karena saat itu penyakit ini (COVID-19) amat ganas sekali. Jadi banyak yang tiba-tiba langsung meninggal," ujarnya.

Mendapati hal itu, Risma kemudian mengeluh kepada Mensos agar bisa dinaikkan jumlah penerima manfaat BST. Hal itu dikarenakan jumlah penerima BST saat itu sedikit sementara di sisi lain masih banyak warga yang membutuhkan. "Alhamdulillah, Pak Menteri bilang, iya Mbak, saya tambah," katanya.

Untuk itu, Risma mewakili warga Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Mensos yang sudah mennambah jumlah penerima BST. Berkat Mensos bantuan ditambah sehingga banyak warga yang dapat bantuan untuk menopang kehidupan selama pandemi ini.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara mengatakan program BST ini adalah instruksi langsung dari Presiden RI Joko Widodo yang disalurkan melalui Kemensos. "Jadi kalau tidak ada instruksi dari Presiden, program ini belum tentu ada," kata Mensos.

Karena itu, Mensos berharap kepada KPM agar bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Salah satunya yakni untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. "Yang paling penting adalah uangnya digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan yang paling mendesak. Saya harap bantuan ini dapat digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin," katanya.

Pada momen itu, Mensos juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung realisasi program BST sehingga dalam setiap penyaluran bisa berjalan dengan baik.

"Terima kasih untuk PT Pos Indonesia yang telah bermitra dengan kami. Terima kasih secara khusus kepada Ibu Wali Kota dan jajaran Pemkot Surabaya karena koordinasinya selama ini sangat bagus sekali," kata dia.

Baca juga: Pemkot Surabaya terima 20 laporan pengaduan terkait bansos COVID-19

Bansos Beras

Seusai meninjau penyaluran BST di Kantor Pos Jalan Kebon Rojo Surabaya, Mensos Juliari P. Batubara bersama Wali Kota Risma menuju Kantor Kecamatan Gayungan Jalan Masjid Agung No.2, Gayungan, Surabaya, dalam rangka peluncuran Bantuan Sosial Beras (BSB).

Adapun BSB merupakan bansos terbaru dari Kemensos yang baru diluncurkan pada September lalu. Target atau penerima adalah KPM Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 9 juta keluarga. Besarnya ditetapkan sebesar 15 kg/KPM/bulan selama 3 bulan.

Alokasi beras yang disalurkan di Provinsi Jawa Timur sebanyak 77.826.825 kilogram untuk 1.729.485 KPM PKH. Realisasi penyaluran beras dari gudang Bulog saat ini mencapai 47 persen atau sebanyak 36.959.295 kilogram dan berdasarkan data transporter, bansos beras yang sudah didistribusikan ke KPM PKH sebanyak 29.902.290 kilogram (80.91 persen).

"Dengan BSB diharapkan bisa. membantu kebutuhan pokok KPM. Masyarakat mendapatkan beras premium dari Bulog," kata Mensos.

Untuk itu, Mensos berpesan kepada KPM untuk memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan yang sudah didapatkan.

Mensos juga berpesan kepada para pendamping PKH agar terus bersemangat dalam melayani masyarakat. Bagi dia, pendamping adalah ujung tombak dalam mensukseskan setiap program bansos yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos).

Wali Kota Risma mengatakan selama ini program PKH yang ada di Surabaya setiap bulannya berjalan lancar tanpa ada kendala. Bahkan, KPM yang mendapat program itu pun dapat menerimanya dengan baik.

Meski begitu, Risma berharap kepada para pendamping PKH agar terus melayani masyarakat dengan sungguh-sungguh. Jika hal itu dilakukan atas dasar kemanusiaan, maka Tuhan pasti akan membalas kebaikan itu dengan sesuatu yang lebih besar.

"Saya mohon karena tadi tujuannya adalah untuk mengentas kemiskinan warga agar sejahtera, ayo, kita benar-benar sungguh-sungguh," katanya.

Direktur DNR Logistik, Transporter Bansos, Jerry Tengker menambahkan dalam penyaluran ini pihaknya dikawal tim Pendamping PKH. Untuk penyerahannya sendiri, DNR akan membagikan bantuan ini ke seluruh Jawa Timur.

"Kita menyalurkan dengan tim pendampingan dari PKH. Di seluruh Jawa Timur, total 1,7 Juta, kalau Kota Surabaya 114.000," kata Jerry.*

Baca juga: Kakek yang rawat cucunya selama 17 tahun di Surabaya dapat bansos

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020