Roma (ANTARA) - Sekitar 70 orang migran terjun dari kapal penyelamat milik lembaga nonpemerintah Open Arms asal Spanyol pada Kamis, sebagai upaya mereka berenang untuk mencapai daratan Italia, yakni kota terdekat di bagian selatan negara itu--Palermo.

Mereka adalah bagian dari kelompok berisi 270 orang lebih yang diangkut kapal tersebut. Para migran yang memutuskan terjun telah diselamatkan lagi oleh kapal penjagaan pesisir dan kepolisian.

Kapal bantuan kemanusiaan Open Arms menjalankan tiga operasi penyelamatan terpisah di perairan Mediterania tengah pada 8 hingga 10 September, namun hingga peristiwa terjun terjadi, para kru kapal masih menunggu arahan tentang di mana para migran diizinkan mendarat.

Baca juga: Menteri Prancis samakan PM Italia dengan Pontius Pilatus soal pengungsi
Baca juga: Italia desak EU buka lebih banyak pelabuhan bagi pengungsi


Otoritas penjagaan pesisir Italia telah memindahkan dua ibu hamil dan salah satu suami mereka ke daratan untuk mendapatkan bantuan medis selama beberapa hari terakhir.

Setelah bertahun-tahun menjadi jalur utama bagi ratusan ribu pencari suaka dan migran lainnya menuju Eropa, Italia sempat melihat penurunan angka kedatangan usai ada penindakan keras terhadap jaringan penyelundup.

Walaupun demikian, angka migran naik kembali di tahun 2020 sekalipun Pemerintah Italia telah melarang kapal penyelamat untuk bersandar di pelabuhannya terkait kewaspadaan terhadap wabah COVID-19.

Terkadang, para migran yang diselamatkan di laut dipindahkan ke kapal-kapal feri dan dikarantina di sana, dekat pesisir Italia.

Sumber: Reuters

Baca juga: 40 hari terjebak di Laut Mediterania, 25 pengungsi diterima Italia
Baca juga: Gelombang baru kapal migran berdatangan ke pulau Lampedusa, Italia

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020