Jakarta (ANTARA) - Sejumlah dinas pendidikan (Disdik) mengeluhkan kurangnya guru seni yang berlatar belakang pendidikan seni yang mengajar di sekolah.

"Sekolah-sekolah banyak yang kekurangan guru seni, biasanya guru mata pelajaran lain merangkap menjadi guru seni," ujar Kasi Kesenian Disdikbud Kabupaten Padang Pariaman, Ade Novalia, dalam taklimat media di Jakarta, Rabu.

Ade sangat mengapresiasi adanya program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang mana melalui program tersebut, para seniman datang dan mengajar di sekolah.

GSMS merupakan program seniman memberikan pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Seniman yang dimaksud adalah orang yang memiliki bakat seni dan berhasil menciptakan dan menyelenggarakan karya seni baik perupa, penyair, penyanyi dan lainnya.

"Sejak mengikuti program ini beberapa tahun yang lalu, siswa sangat tertarik karena selama ini kreativitas ini tidak tersalurkan. Keberadaan seniman di sekolah juga dapat menambah wawasan mereka," ucap dia.

Baca juga: Guru kesenian perlu dapat pelatihan kompetensi

Baca juga: Guru kesenian Indonesia pukau dosen-mahasiswa China


Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Pati, Paryanto, mengatakan animo siswa sangat tinggi dengan program tersebut.

"Mereka sangat antusias dengan program ini" kata Paryanto.

Paryanto berharap melalui kegiatan tersebut, seni dan budaya di Pati dapat terus terjaga. Menurut Paryanto, seni dan budaya patut dilestarikan.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan pembelajaran seni diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mulai jenjang SD hingga SMA/SMK. Pembelajaran tersebut antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, maupun seni media.

"GSMS bertujuan untuk membantu memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni kebudayaan dan memperkuat karakter pelajar Indonesia dengan cara memberikan pembelajaran seni di sekolah," ujar Hilmar.

Pada 2020, GSMS bekerja sama dengan 16 Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota yang akan melibatkan 210 orang seniman dari masing-masing daerah yang akan mengajar
4.200 peserta didik di 210 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK swasta dan negeri.

Metode pembelajaran GSMS oleh seniman kepada siswa dilakukan secara daring maupun luring (tatap muka). Pembelajaran didampingi oleh asisten seniman yang berasal dari sekolah, dengan pengawasan dari Dinas Pendidikan daerah.

Pada akhir proses pembelajaran, Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menyelenggarakan pertunjukan/pameran hasil pembelajaran para siswa dengan seniman dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pengendalian COVID-19 dan membuat dokumentasi berupa video.

"Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan wawasan peserta didik tentang seni budaya serta memberikan motivasi untuk berprestasi di bidang seni. Selain itu dengan belajar seni diharapkan dapat memperkuat karakter siswa. Seni merupakan salah satu pilar penting dalam penguatan karakter bangsa," ujar Hilmar.*

Baca juga: Guru yang belajar ke China diminta pelajari keseniannya

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020