Jakarta (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menyebut bahwa pengurangan jumlah cabang olahraga yang diikutsertakan pada Pekan Olahraga Nasional XX di Papua merupakan imbas dari pengurangan dana yang dialokasikan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia.

Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di PON Papua berjumlah 37, atau berkurang sebanyak 10 cabang dari yang sempat direncanakan sebelumnya. Keputusan tersebut diambil juga menyesuaikan dengan kemampuan pelaksanaan dari tuan rumah.

"Pertimbangannya kondisi covid sekarang, terutama dari anggaran yang berkurang. Alokasi yang tadinya untuk olahraga, dikurangi untuk penanganan virus corona," tutur Wakil Ketua Umum I KONI Pusat Suwarno dalam sesi diskusi virtual di Jakarta, Senin.

Baca juga: Ditunda setahun, persiapan PON Papua diharapkan tetap jalan
Baca juga: PUPR akan perpanjang konstruksi infrastruktur PON XX Papua hingga 2021


Suwarno mencontohkan, kasus pengurangan dana dialami Provinsi Jawa Timur yang kini menjadi salah satu daerah terburuk yang terdampak COVID-19. Jatim yang awalnya berkomitmen memberi bantuan pendanaan untuk pelaksanaan PON Papua, terpaksa membatalkan niat tersebut karena anggaran olahraga daerah digunakan untuk menangani COVID-19.

Kendati begitu, ia tak menyebutkan secara pasti berapa besaran dana olahraga secara keseluruhan yang dipotong untuk bidang kesehatan.

Baca juga: Menpora sebut persiapan PON 2020 terhambat akibat COVID-19

"Anggaran yang tadinya untuk olahraga jadi terpakai untuk menangani covid. Seperti Jatim, Jakarta juga mengalami nasib serupa," pungkas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XX Papua itu.

Sehubungan dengan usaha menekan penyebaran COVID-19, PB PON juga memutuskan untuk menghapus babak kualifikasi sebagaimana rekomendasi KONI Pusat.

"Dari 37 cabor yang ikut, semuanya tidak ada kualifikasi. Selain untuk menekan biaya mendatangkan atlet, ini juga sesuai arahan protokol kesehatan olahraga yang menekankan pengurangan kegiatan," katanya menjelaskan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020