Kesiapan tersebut tentunya bila vaksin Sinovac dan vaksin Merah Putih sudah ditemukan dan diproduksi maka seluruh jaringan PMI menjadi relawan
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengatakan organisasi kemanusiaan tersebut siap membantu pelaksanaan imunisasi jika vaksin COVID-19 yang diinisiasi oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sudah ada dan diproduksi massal.

"Bila diminta membantu pelaksanaan imuninasi kami siap dengan kerahkan relawan," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kesiapan tersebut tentunya bila vaksin Sinovac dan vaksin Merah Putih sudah ditemukan dan diproduksi maka seluruh jaringan PMI menjadi relawan, kata Sudirman Said.

Dengan adanya uji klinis vaksin Sinovac, PMI menyambut positif inisiatif pemerintah dalam mengentaskan pandemi COVID-19. Pemerintah dan Universitas Padjajaran bersiap untuk uji klinis vaksin Sinovac fase III pada Agustus 2020 serta dibutuhkan 1.620 relawan untuk ikut uji klinis vaksin buatan China tersebut.

Meskipun saat ini PMI tak terlibat langsung dalam uji klinis vaksin Sinovac, Sudirman mengajak masyarakat tetap optimis pandemi COVID-19 segera berakhir sembari menunggu proses uji klinis vaksin berjalan lancar.
Baca juga: Bio Farma berharap vaksin Covid Sinovac diproduksi kuartal I 2021

"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ketiga ini berjalan baik dan pada akhirnya menjadi solusi permanen," kata eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.

Hingga saat ini, PMI terus menerjunkan relawan untuk mengedukasi masyarakat dalam melawan COVID-19. Misalnya lewat kampanye jaga jarak, bagi-bagi masker dan sabun antiseptik termasuk penyediaan fasilitas cuci tangan di ruang publik.

Sementara itu, Ketua Tim Riset Vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil mengatakan vaksin COVID-19 terbuat dari virus yang dimatikan. Vaksin tersebut telah melalui uji klinik fase satu dan dua.

Sebelum diedarkan massal di Indonesia, uji klinik fase III akan dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan PT Bio Farma dan Badan Litbangkes.

"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi keamanan dan respon kekebalan tubuh setelah pemberian dua dosis vaksin SARS-COV-2," kata Kusnandi.
Baca juga: Pemerintah utamakan belanja kesehatan menggunakan produksi nasional

Terkait syarat relawan yang ingin ikut uji klinis, Kusnandi mengatakan sebelum dinyatakan terlibat dalam penelitian harus melewati pemeriksaan fisik dan wawancara untuk memastikan kriteria.

Syarat-syarat tersebut di antaranya dewasa, sehat dan rentang usia usia 18 hingga 59 tahun yang selama pandemi COVID-19 senantiasa menjaga diri dari risiko penularan serta menerapkan jaga jarak fisik dan menggunakan alat pelindung diri sesuai anjuran pemerintah.

"Berdomisili di Bandung dan tidak berencana pindah dari wilayah penelitian sebelum penelitian selesai," katanya.

Selanjutnya, relawan bukan wanita yang sedang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode penelitian. Tidak memiliki riwayat terinfeksi COVID-19.

Kemudian, lanjut dia, tidak mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, kelainan atau penyakit kronis, kelainan darah, terutama penyakit infeksi atau demam dengan suhu 37,5 derajat celsius.

Dari 1.620 relawan yang dibutuhkan, saat ini sudah ada sekitar 600 orang mendaftar jadi relawan. Pendaftaran calon relawan dibuka hingga 31 Agustus 2020.

"Nanti kalau memenuhi kriteria awal, seleksi mulai 11 Agustus 2020," ujar dia.
Baca juga: Erick Thohir: Biofarma mampu produksi 250 juta vaksin COVID pada 2021

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020