Washington (ANTARA News/AFP)- Lebih dari separuh perusahaan AS tak mengizinkan pegawainya membuka jejaring sosial seperti Facebook, MySpace atau Twitter, sewaktu mereka bekerja, demikian hasil satu survei baru.

Lima-puluh-empat persen kepala petugas penerangan (CIO) bagi 1.400 perusahaan yang disurvei di seluruh Amerika Serikat mengatakan pekerja "dilarang sama sekali" mengunjungi jejaring sosial sewaktu mereka bekerja.

Sembilan persen mengatakan semua pegawai diperkenankan mengunjungi jejaring sosial "hanya untuk urusan bisnis", sementara 16 persen mengatakan mereka mengizinkan "penggunaan pribadi secara terbatas".

Sembilan persen dari mereka yang disurvei mengatakan tak ada pembatasan mengenai kunjungan ke jejaring sosial di tempat kerja.

Survei atas 1.400 perusahaan dengan sedikitnya 100 pegawai itu disiarkan pekan ini dan dilakukan oleh satu perusahaan penelitian independen bagi Robert Half Technology, penyedia profesional teknologi informasi yang berpusat di California.

Survei tersebut memiliki margin kesalahan, kurang-lebih, 2,6 persen.

Dave Willmer, Direktur Pelaksana Robert Half Technology, mengatakan, "Penggunaan laman jejaring sosial mungkin mengalihkan perhatian pegawai jauh dari prioritas mendesak mereka, sehingga dapat dimengerti bahwa sebagian perusahaan membatasi akses karyawan mereka."

"Namun, bagi sebagain profesi, laman ini dapat disejajarkan dengan perangkat bisnis yang efektif, yang mungkin menjadi sebab mengapa satu dari lima perusahaan mengizinkan penggunaan jejaring itu untuk urusan yang berhubungan dengan pekerjaan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009