Manado (ANTARA News) - Komoditi sabut kelapa, salah satu produk turunan kelapa (integrated coconut) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) diminati sebagai bahan pelapis dalam pembangunan lapangan sepakbola di beberapa negara Timur Tengah.

"Sejumlah pembeli Timur Tengah telah mengajukan tawaran membeli sabut kelapa melalui Kapet Manado-Bitung, karena ternyata sangat baik sebagai bahan pelapis lapangan sepakbola," kata Ketua Kapet Manado-Bitung, Noldy Tuerah di Manado, Rabu.

Menurut Noldy, permintaan terhadap sabut kelapa dari beberapa negara tersebut karena mereka mengetahui Sulut sebagai penghasil potensial yang mampu memproduksi dalam jumlah banyak.

"Karena penggunaan untuk bahan pembangunan lapangan sepakbola, maka bisa dipastikan permintaan bisa datang dalam jumlah cukup besar, tapi optimistis petani mampu menyiapkan karena stoknya cukup banyak," kata Noldy.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Hanny Wajong mengatakan, ekspor sabut kelapa masih sangat sedikit.

"Dulu memang pernah ada permintaan dari Taiwan sebagai bahan lantai rumah, tetapi kemudian terhenti karena terkendala suplai bahan baku dari petani tidak mencukupi kebutuhan ekspor," kata Hanny.

Hanny mengatakan, petani Sulut ketika itu, tidak banyak yang mau mengolah menjadi sabut kelapa siap jual karena menurut petani tidak menguntungkan.

"Sabut kelapa hanya dibiarkan menumpuk di perkebunan warga, karena biaya untuk mengangkut bahan tersebut tidak sebanding dengan harga jual," kata Hanny.

Jemmy Wolah, salah satu petani kelapa di Kabupaten Minahasa, mengaku, belum mengolah sabut kelapa karena tidak tahu harus menjual kemana menyusul sedikitnya pembeli.

"Pembelinya tidak sebanyak kopra, tak heran bila petani lebih memilih membiarkan sabut kelapa menumpuk ataupun dijadikan bahan bakar ketika akan mengolah buah kelapa menjadi kopra," kata Jemmy.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009