Roma (ANTARA) - Beberapa partai oposisi Italia beserta ratusan pendukungnya melanggar aturan pembatasan sosial, Selasa, dan memenuhi jalanan di pusat kota Roma saat berunjuk rasa menentang pemerintah.

Italia merupakan salah satu negara yang terdampak parah pandemi COVID-19, penyakit menular disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2). Setidaknya lebih dari 233.000 orang di Italia terjangkit penyakit tersebut.

Namun beberapa minggu terakhir, otoritas setempat memutuskan mencabut aturan pembatasan ketat secara bertahap. Pemerintah memberlakukan pembatasan ketat sejak awal Maret guna menekan penyebaran virus.

Unjuk rasa di Roma itu digelar oleh beberapa partai sayap kanan, yaitu League, Brothers of Italy, dan Go Italy. Partai oposisi itu turun ke jalan memprotes koalisi partai pendukung pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte.

Lewat siaran langsung di media sosial, sejumlah demonstran terlihat berjalan berdampingan dengan membawa bendera Italia berukuran besar dari daerah Via del Corso menuju Piazza del Popolo di pusat bersejarah Kota Roma.

Sejumlah demonstran tidak mengenakan masker, padahal alat itu wajib dikenakan di Italia saat masing-masing warga tidak dapat menjaga jarak.

Pimpinan League, Matteo Salvini menunjukkan foto dirinya dengan para pendukungnya. Dalam foto itu, ia terlihat mengenakan masker berwarna bendera Italia di bawah dagunya saat berbicara dengan wartawan.

"Saya punya masker, tetapi beberapa ahli mengatakan virusnya sedang sekarat," kata Salvini. Pernyataannya itu merujuk pada pendapat yang disampaikan beberapa profesor Italia bahwa SARS-CoV-2 mulai melemah.

Demonstrasi itu digelar bertepatan dengan hari libur nasional untuk memperingati momen pemungutan suara pembentukan republik setelah Perang Dunia II pada 2 Juni.

Kelompok oposisi menggelar unjuk rasa karena Presiden Italia Sergio Mattarela mengunjungi Codogno, kota kecil di daerah utara Italia. Codogno merupakan daerah pertama yang terserang COVID-19 dan menjadi awal mula diberlakukannya status darurat di Italia.

COVID-19 di Italia sejauh ini telah menewaskan hampir 33.500 orang.

"(Hari ini) kami merayakan momen yang menyatukan negara ini: kekuatan moral bersama. Dari sini kita akan berusaha kembali bangkit," kata Mattarela.

Salvini menyambut ajakan ke warga Italia untuk tetap bersatu setelah krisis COVID-19, tetapi ia mengkritik pemerintah karena tidak mendengar permintaan kelompok oposisi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Italia cabut aturan karantina akibat virus corona
Baca juga: Paus Fransiskus imbau umat patuhi aturan cegah gelombang kedua corona
Baca juga: Virus corona sudah melemah, kata dokter Italia

​​​​​​​

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020