Kami tentu akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan Investor dan perkembangan ekonomi untuk dapat memberikan nilai tambah jangka panjang buat para Investor
Jakarta (ANTARA) - Danareksa Investment Management (DIM) mencatat dana kelolaan tumbuh empat persen (ytd) menjadi Rp35 triliun per April 2020 dengan 60 persen investasi berada pada instrumen pendapatan tetap, termasuk obligasi pemerintah dan obligasi korporasi berperingkat kredit AA.

Chief Executive Officer (CEO) Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba mengatakan instrumen tersebut menjadi faktor utama pertumbuhan dana kelolaan reksa dana DIM selama empat bulan terakhir yaitu dari Rp22,7 triliun menjadi sekitar Rp25 triliun.

“Kami tentu akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan Investor dan perkembangan ekonomi untuk dapat memberikan nilai tambah jangka panjang buat para Investor,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Sementara itu Marsangap menuturkan untuk pangsa pasar DIM sendiri per triwulan I-2020 tercatat tumbuh dari 4,2 persen menjadi 4,8 persen.

Ia menyebutkan untuk reksa dana pada DIM tumbuh sembilan persen dengan pangsa pasar sekitar lima persen pada April 2020 atau naik dari posisi akhir 2019 yang sebesar 4,2 persen.

“Dari Rp35 triliun itu banyak didukung oleh pertambahan pada produk reksa dana jadi secara market share di industri kita 4,8 persen tapi kalau murni produk reksa dana saja kita tumbuhnya lebih tinggi yaitu sembilan persen,” jelasnya.

Baca juga: Kinerja reksa dana sepekan catat imbal hasil positif

Ia melanjutkan untuk portofolio saham DIM dari beberapa produk reksa dana berbasis saham saat ini rata-rata ditempatkan pada saham-saham berkapitalisasi besar dengan histori laba yang baik.

Tingkat likuditas dari berbagai portfolio DIM tersebut cukup tinggi dan ditempatkan pada bank-bank besar atau rata-rata pada bank buku III sehingga preferensi ini penting dalam menopang kelanjutan investasi jangka panjang.

Marsangap menuturkan komposisi produk DIM untuk 2020 masih berfokus pada produk yang berpendapatan tetap atau berbasis suku bunga yaitu 62 persen, investasi alternatif 30 persen, dan berbasis saham sebesar delapan persen.

“Posisi ini yang membuat dana kelolaan DIM secara umum dari sisi dampak market memang tidak sedrastis penurunan yang dialami rekan MI yang berfokus pada produk saham,” ujarnya.

Meski demikian Marsangap menyatakan fluktuasi jangka pendek masih berlanjut di masa pandemi COVID-19 sehingga pihaknya mengutamakan instrumen yang lebih likuid dan berkualitas tinggi sembari memantau berbagai peluang.

Baca juga: Dana kelolaan industri reksa dana turun 9,76 persen pada Maret 2020
 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020