Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan PT Bio Farma sedang membahas pengembangan vaksin untuk menangkal infeksi virus corona baru penyebab COVID-19.

"Eijkman mereka sedang dalam pembicaraan dengan Bio Farma untuk mencoba memproduksi vaksin untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap coronavirus," katanya di sela Peluncuran Pendanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum di Jakarta, Rabu.

Saat dihubungi ANTARA, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandriyo mengatakan bahwa memang sudah pernah ada pembicaraan dengan PT bio Farma berkenaan dengan pengembangan vaksin corona.

"Saat ini belum banyak perkembangan," ujarnya.

Pengembangan vaksin untuk menangkal infeksi virus tertentu tidak mudah dan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun karena harus melewati berbagai tahapan, termasuk uji pra-klinis ke hewan dan uji klinis ke manusia.

Bambang mengatakan bahwa penelitian juga sedang dilakukan untuk mengetahui potensi curcumin --bahan aktif utama dalam kunyit-- sebagai obat penangkal infeksi virus.

"Yang paling penting upaya ini sudah dimulai dan kita harus terus melakukan upaya penelitian sehingga kita lebih antisipatif dalam menghadapi berbagai kemungkinan penyakit atau outbreak (wabah) yang akan terjadi di masa yang akan datang," ujar Bambang.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia tanggal 25 Februari, sudah ada 80.239 kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi secara global dan 77.780 di antaranya dilaporkan di China. COVID-19 sudah menyebabkan 2.666 kematian di China dan 34 kematian di luar China. 

Selain di China, kasus infeksi virus corona baru dilaporkan di 33 negara menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca juga:
Area Observasi Pulau Sebaru dipasangi CCTV dan jaringan komunikasi
Fasilitas observasi WNI di Sebaru lebih baik daripada di Natuna

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020