Sampit (ANTARA) - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Pos Sampit siaga mengantisipasi ancaman buaya menyusul kemunculan buaya yang menimbulkan kecemasan warga di beberapa bagian Kabupaten Kotawaringin Timur. 

"Begitu ada laporan kejadian itu, langsung kami tindaklanjuti ke lapangan. Kami berupaya menangkap buaya tersebut," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Sabtu.​​​

Berdasarkan laporan warga, pada Selasa (17/12) sekitar pukul 24.00 WIB buaya dengan panjang sekitar empat meter masuk ke kandang angsa milik warga Dusun Belanti, Desa Bengkuang Makmur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Warga mendokumentasikan kemunculan buaya yang sempat terlilit jaring tersebut menggunakan kamera telepon seluler, namun tidak berani menangkapnya. Pagi harinya, buaya tersebut pergi. 

Satu hari kemudian, seorang warga diserang buaya di satu sungai yang ada di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau.​​​​​

Desa Bangkuang Makmur dan Ganepo berseberangan, dipisahkan oleh Sungai Mentaya yang lebarnya sekitar 500 meter.

Pada Jumat (20/12), petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Pos Sampit berupaya menangkap buaya yang muncul di kawasan itu menggunakan jerat dengan umpan bebek, metode yang sebelumnya digunakan untuk menangkap buaya yang menyerang warga di Sungai Seranggas, Kecamatan Teluk Sampit.

"Tidak ada batas waktu dalam upaya penangkapan buaya ini sampai buaya berhasil ditangkap karena sudah sangat meresahkan dan mengancam keselamatan warga. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai," kata Muriansyah.

Agustus lalu, ada buaya sepanjang dua meter lebih yang terlilit jaring ikan milik nelayan di Desa Sei Ijum, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. 

Muriansyah menduga buaya menyerang ternak dan manusia karena susah mendapatkan mangsa di habitatnya.

Baca juga:
Buaya makin banyak berkeliaran di Sungai Mentaya
BKSDA antisipasi kemunculan buaya di Sungai Mentaya saat Mandi Safar

Pewarta: Kasriadi, Norjani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019