Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menawarkan wisata jalan kaki atau "walking tour" menikmati dan mengeksplorasi kekayaan budaya, peninggalan dan bangunan bersejarah , kekayaan kuliner serta kehidupan masyarakat di Ibu Kota.

Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta Pusat Sonti Pangaribuan di Jakarta, Jumat mengatakan, walking tour merupakan wisata jalan kaki ke situs budaya dan sejarah, sekaligus salah satu cara berwisata yang biasa dilakukan di lingkungan perkotaan dengan seorang pemanduwisata atau pendamping.

Di Jakarta, tambahnya, walking tour belum terlalu banyak. Selama ini hanya dilakukan oleh komunitas-komunitas tertentu seperti penggemar sepeda kuno, pecinta sejarah dan bangunan lama atau komunitas fotografi.

Baca juga: Kampung Akuarium diarahkan jadi kawasan wisata budaya sejarah

"Oleh karena itu kami melihat peluang pemerintah harus mengambil peran sebagai kolaborator. Masyarakat sebagai kooperator,”kata Sonti di sela melakukan Walking tour dari Sarinah ke All Seasons Hotel Thamrin yang juga diikuti oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara.

Wisata jalan kaki ini akan mulai dilakukan di enam rute sekaligus, yaitu rute Skyscraper (mulai dari gedung Sapta Pesona, Jalan Sabang, DjakartaTheatre, hingga All Seasons Hotel), rute City Center (mulai dari Museum Nasional danberakhir di Jakarta’s Cathedral).

Rute Pasar Baru (mulai dari stasiun Juanda hingga Museum Antara), rute Diversity (dimulai dari Masjid Isqlal, Vihara Dharma Jaya, dan berakhir di Gereja PNIEL),

Baca juga: Kota Tua Jakarta jadi objek wisata edukatif

Kemudian rute Weltevreden (mulai dari Masjid Istiqlal dan berakhir di Monumen Pembebasan Irian Barat), dan terakhir adalah rute Menteng Prominent Residences (dimulaidari Taman Suropati hingga Masjid Cut Meua).

Dengan jarak tempuh sekitar 2-3 kilometer di setiap rutenya, wisatawan akan diajak mengunjungi sekitar 8-9 tempat wisata budaya bersejarah seperti monumen, kawasan kuliner, taman kota, beberapa tempat ibadah hingga museum

Memanfaatkan trotoar-trotoar di Jakarta Pusat yang lebar, baik, dan nyaman, menurut Sonti, wisatawan walking tour diharapkan dapat menikmati kota Jakarta Pusat dengan lebih intim.

"Selama berjalan kaki wisatawan akan bersentuhan langsung dengan pedagang-pedagang kecil. Jika mereka membelanjakan uangnya ke pedagang kecil, tentu ini juga akan membantu pendapatan masyarakat sekitar," katanya.

Baca juga: Semilir angin Pantai Ancol yang bikin betah
Baca juga: Jakarta Timur ingin Setu Cipayung jadi destinasi wisata

Pewarta: Subagyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019