Jadi walaupun jabatan almarhum sebagai Presiden tidak sampai dua tahun, namun kondisi perekonomian Indonesia di era kepemimpinannya sudah mengarah kepada perbaikan ekonomi Indonesia yang cukup berarti.
Medan (ANTARA) - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie memiliki peran besar dalam perkembangan perekonomian Indonesia antara lain dengan menekan praktik monopoli dan tumbuhnya persaingan usaha tidak sehat.

"Di era kepemimpinan almarhum Habibie dikeluarkan UU No 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat dan UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, " ujar pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo di Medan, Rabu.

Meski belum maksimal hasilnya, kedua UU itu memberi banyak manfaat ke perekonomian, pemerintah dan konsumen.

UU No 5 membuat KPPU berhasil menyelamatkan uang negara dan termasuk menguntungkan masyarakat dari terjadinya proyek asal jadi karena dana proyeknya tergerus oleh "permainan".

Baca juga: Habibie, bapak teknologi yang tak lekang oleh waktu

Baca juga: Habibie Wafat - Habibie lahirkan generasi intelektual BPPT

 

Habibie Wafat - Petinggi negara datangi rumah duka


​​​​​​​Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) itu .menyebutkan, BJ Habibie juga mengubah status Bank Indonesia menjadi bank sentral yang independen melalui UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Dengan menjadi bank Sentral, maka secara penuh pemerintah tidak dapat lagi mengintervensi kebijakan moneter yang menjadi kewenangan mutlak BI

"Jadi walaupun jabatan almarhum sebagai Presiden tidak sampai dua tahun, namun kondisi perekonomian Indonesia di era kepemimpinannya sudah mengarah kepada perbaikan ekonomi Indonesia yang cukup berarti, " ujarnya.

Wahyu menegaskan, saat menjadi presiden menggantikan Presiden Soeharto, Habibie mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan menekan inflasi dan menguatkan nilai Rupiah.

Inflasi Indonesia yang sangat tinggi di saat itu atau dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga sangat tinggi mencapai Rp16.650 bisa ​​​​​​​dikendalikan.

Dampaknya perekonomian Indonesia yang sangat terpuruk pada saat itu kembali pulih. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat menjadi Rp7.000 di akhir tahun 1998.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 tumbuh 0,79 persen, yang artinya sudah membaik dibandingkan tahun 1998 yang minus.

Perbaikan ekonomi Indonesia tentunya berimbas positif juga ke Sumut yang rata-rata pertumbuhannya ekonominya di atas angka nasional. "Bangsa Indonesia dan masyarakat merasa kehilangan BJ Habibie," ujarnya.*

​​​​​​​Baca juga: Doa Reza Rahadian atas wafatnya BJ Habibie

Baca juga: BJ Habibie wafat, Habibienomic warisan penting untuk bangsa Indonesia


Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019