Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun mendorong peningkatan kolaborasi riset antara perusahaan teknologi asal Tiongkok dan universitas-universitas di Indonesia guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

"Meskipun baru berkontribusi sekitar 2,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (GDP), ekonomi digital memiliki potensi yang luar biasa. Harapannya, Indonesia bisa membuat leapfrog seperti China. Kalau kita lihat dua puluh tahun lalu, mereka kan belum seperti sekarang ini," kata Dubes Djauhari dalam keterangan tertulis Huawei Indonesia yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Indonesia, menurut Djauhari, akan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui kekuatan riset dan pengembangan bidang teknologi.

"Saya kira jika konteksnya adalah Huawei, mereka harus perkuat riset dan pengembangan dengan universitas-universitas di Indonesia. Kemudian, mereka juga merangkul kalangan milenial sebagai penerima manfaat dari kemajuan teknologi tersebut," tuturnya.

Baca juga: Kemnaker-Huawei kerja sama tingkatkan kompetensi lulusan SMK

Namun, Djauhari berharap riset dan pengembangan tersebut tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi juga merata di seluruh wilayah Nusantara, termasuk kawasan Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Kalimantan yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Indonesia.

Dubes Djauhari menekankan arti penting transfer pengetahuan dan teknologi ke seluruh pemangku kepentingan untuk membangun pemahaman dan kapasitas sumber daya manusia yang unggul di Indonesia.

"Saya kira Huawei yang termasuk tidak pelit dalam hal transfer teknologi, itu merupakan hal yang bagus. Tentu saja perusahaan yang lain juga, tidak hanya Huawei," ujarnya.

Huawei, sejak 2017, telah memiliki kerja sama program Smart Generation dengan tujuh kampus terkemuka di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Telkom, dan Universitas Multimedia Nusantara.

Dalam tujuh tahun terakhir 85 mahasiswa asal Indonesia telah mendapat kesempatan untuk untuk magang dan belajar teknologi di Beijing dan kantor pusat Huawei di Shenzhen.

Baca juga: Hampir 20 ribu menara pemancar telekomunikasi 5G berdiri di China
 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019