Jakarta (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menargetkan pembangunan Dermaga Gili Mas di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan rampung pada November 2019 sehingga bisa disandari kapal pesiar ukuran besar.

"Dermaga Gili Mas November nanti sudah bisa disinggahi kapal pesiar ukuran besar. Ini lebih cepat dari target. Awalnya, kami targetkan progres 85 persen pada Agustus," ujar Vice President Corporate Communication Pelindo III, Wilis Aji Wiranata

Dalam rilisnya, Rabu, Vice President Corporate Communication Pelindo III, Wilis Aji Wiranata, mengungkapkan saat ini progres pengerjaan telah mencapai 96 persen dan tengah memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca juga: Pembangunan Dermaga Gili Mas rampung, siap disandari kapal pesiar

Dermaga Gili Mas itu, ujar dia, nantinya akan menjadi lokasi singgah kapal-kapal pesiar baik dari dalam maupun luar negeri. Kapal bisa langsung bersandar di dermaga sehingga wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar.

Wilis menyebut panjang Dermaga Gili Mas mencapai 440 meter dengan lebar 26 meter dan kedalaman draft 12 meter sehingga memungkinkan bagi kapal quantum class berukuran 250 meter sampai 350 meter untuk bersandar.

Baca juga: Pelindo minta Kemenhub revisi rencana induk Pelabuhan Gili Mas Lombok
​​​​​​​

Ia mengemukakan, pembangunan dermaga yang mulai dikerjakan pada Juli 2018 itu terbilang cukup cepat, dan capaian positif tersebut tidak terlepas dari peran Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang ikut terlibat mengawal pembangunan infrastruktur tersebut.

Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan dukungan Kejaksaan Agung mutlak dibutuhkan agen-agen pembangunan negara, terutama BUMN, untuk mempercepat pembangunan yang sesuai dengan regulasi serta aspek legal.

"Paling tidak untuk program-program investasi penting yang dilakukan Pelindo III, kami bisa minta arahan atau pertimbangan supaya kegiatan itu sesuai aturan," ujar Doso Agung.

Secara rinci, lanjut Doso, TP4 sangat membantu percepatan pembangunan karena tim itu melakukan pendampingan mulai dari sisi perencanaan investasi, pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaan dan pengawasan di lapangan

TP4 mampu menciptakan suasana bisnis yang kondusif karena pendekatan restoratif dan rehabilitatif sehingga mencegah adanya kerugian negara. Upaya preventif dan represif yang terpadu juga mewujudkan pembangunan tepat sasaran, tepat waktu, dan bermutu.

"Hadirnya TP4 membuat kami semakin percaya diri dalam melaksanakan pembangunan karena semua tahap diawasi dengan seksama," tutur Doso.

Dengan patuh kepada aturan negara, Doso meyakini tujuan dari pembangunan dapat tepat sasaran. Infrastruktur yang tercipta akhirnya memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat terutama di sektor logistik maritim yang sedang dipacu untuk memeratakan pembangunan.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019