asap menghalangi penguapan air jadi ya kemungkinan kecil terjadi hujan
Pekanbaru (ANTARA) - Kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Pekanbaru, Kamis pagi kembali pekat menyelimuti Ibukota Provinsi Riau dan memperburuk jarak pandang.

“Dari pengamatan kami, di Kota Pekanbaru akibat asap  jarak pandangnya empat kilometer pada jam 7. Pada sekitar pukul 8 menjadi tiga kilometer. Memburuk jarak pandangnya,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru Sanya Gautami, di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Sanya, pada Rabu (7/8) Kota Pekanbaru relatif lebih cerah karena asap berkurang pada siang hari dan jarak pandang mencapai sembilan kilometer.

Jumlah titik panas yang menjadi indikasi awal karhutla pada Kamis pagi pukul 06.00 WIB mencapai 59 titik, naik dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya ada 10 titik.

Sanya mengatakan, asap menyelimuti tiga daerah di Riau. Selain di Pekanbaru, jerebu juga memenuhi udara di Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan.

“Jarak pandang di Dumai dua kilometer, dan Pelalawan tiga kilometer,” katanya.

Dari 59 hotspot di Riau, daerah paling banyak adalah Kabupaten Indragiri Hilir yakni 14 titik, Siak ada 11 titik, Bengkalis, Indragiri Hulu dan Pelalawan masing-masing 8 titik, Rokan Hilir dan Kampar masing-masing 4 titik, dan Kepulauan Meranti ada dua titik.

Dari jumlah tersebut ada 37 dipastikan titik api, paling banyak di Indragiri Hilir dengan 9 titik. Kemudian di Siak 7 titik, Pelalawan 6 titik, Indragiri Hulu dan Bengkalis masing-masing 5 titik, Rokan Hilir dan Kampar masing-masing 2 titik, dan Meranti satu titik api.

“Arah angin berhembus dari tenggara dan barat daya,” katanya.

Selain memperburuk jarak pandang, Sanya mengatakan kabut asap juga berpotensi menihilkan potensi hujan yang sangat dinantikan pada bulan kemarau ini. Sanya mengatakan pada hari ini diprakirakan ada peluang hujan dengan intensitas sedang dan hanya hujan lokal. Namun, ia mengatakan hujan sangat sulit terjadi pada kondisi udara berasap.

“Kondisi asap menghalangi penguapan air jadi ya kemungkinan kecil terjadi hujan. Kemarin juga ada peluang hujan, tapi tidak terjadi,” katanya.

Wakil Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau, Edwar Sanger, mengatakan upaya pemadaman terus dilakukan oleh personel gabungan di darat dan dari udara menggunakan helikopter. Fokus pemadaman Satgas berlokasi di daerah-daerah yang banyak terdapat titik api.

“Hari ini tetap menuntaskan yang tersisa kemarin, baik di Pelalawan, Siak maupun di Indragiri Hilir. Kami tuntaskan sampai clear biar tak berasap lagi,” kata Edwar.

Berdasarkan data Satgas, asap di Pekanbaru juga berasal dari kebakaran lahan gambut di daerah tersebut seperti terjadi di dekat Terminal Payung Sekaki. Penanganan dilakukan oleh tim gabungan dari darat.

Meski begitu, kebakaran yang sudah berlangsung lama berlokasi di Kabupaten Siak dan Pelalawan.

Di Kabupaten Siak kebakaran sudah berlangsung selama 19 hari di Kampung Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib. Sebanyak 44 personel gabungan terus melakukan upaya pemadaman.

Sedangkan di Kabupaten Pelalawan, kebakaran lahan gambut sudah memasuki hari ke-17 di areal kebun kelapa sawit PT Wahana di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam. Selain itu, kebakaran lahan juga masih terjadi di kebun akasia KUD Penarikan Jaya di Langgam.

Ada sedikitnya 40 personel gabungan yang terus berupaya memadamkan dari darat, terdiri dari unsur Polri, TNI, BPBD Riau, tim pemadam dari PT RAPP dan masyarakat setempat. Pemadaman juga dilakukan dari udara menggunakan helikopter yang menjatuhkan bom air.

Baca juga: 112 titik panas indikasi Karhutla tersebar di Sumatera terutama Riau
Baca juga: Satgas : Puntung rokok berpotensi picu Karhutla
Baca juga: Karhutla muncul di pinggiran Kota Pekanbaru mengganggu pandangan


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019