Denpasar (ANTARA) - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan 2.300 warga Kabupaten Bangli, khususnya dari Banjar Serokadan dan dua banjar (dusun) di sekitarnya harus mengikuti "rapid test" karena sebelumnya ditemukan delapan kasus transmisi lokal.
"Mulai besok, Kamis (30/4) akan dilakukan 'rapid test' seluruh krama (warga) Banjar Serokadan itu dan juga ada dua banjar yang lainnya, yang mencapai 2.300. Kami akan fasilitasi rapid test, tentu dengan tetap menjaga physical distancing," kata Dewa Indra saat menyampaikan keterangan pers, di Denpasar, Rabu.
Pada Selasa (28/4), Dewa Indra menyampaikan delapan warga Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kabupaten Bangli dinyatakan positif COVID-19 karena transmisi lokal akibat satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) di banjar tersebut yang tidak disiplin melakukan karantina atau isolasi mandiri.
"Delapan orang itu sebenarnya hasil tracing contact juga. Saya komunikasi terus dengan Bupati Bangli, tadi pagi, tadi siang untuk memastikan bahwa harus terus-menerus dilakukan pencarian, penemuan, dengan siapa saja yang pernah kontak dengan mereka yang positif itu," ujar pria yang juga Sekda Provinsi Bali.
Untuk tetap menjaga phsical distancing, pihaknya pun telah meminta Bupati Bangli untuk mengatur proses "rapid test" dari sisi waktu dan tempat supaya tidak sampai ada kerumunan.
"Rapid test diprioritaskan untuk keluarga dekat, dimana ditemukan orang-orang positif itu, sedangkan yang lainnya bisa dilakukan pada hari berikutnya," ucapnya sembari mengatakan di daerah tersebut ada lebih dari 100 Pekerja Migran Indonesia asal Bali yang telah pulang.
Dewa Indra menambahkan "rapid test" juga akan dilaksanakan mulai Kamis (30/4) di daerah Padangkerta, Kabupaten Karangasem, yang juga ditemukan empat kasus transmisi lokal karena terinfeksi dari salah satu PMI di daerah tersebut.
"Saja juga sudah berkomunikasi dengan Wabup Karangasem dan Pejabat Sekda, tadi pagi sudah di-tracing, sehingga kalau datanya lengkap, mulai besok dilakukan rapid test," kata birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng itu.
Dengan "rapid test" tersebut, lanjut Dewa Indra, bisa ditemukan siapa warga yang reaktif dan positif COVID-19. "Lalu kita pilah, kemudian ditangani dengan uji swab dan kalau perlu masuk rumah sakit, akan dirawat di RS atau tempat karantina, sehingga tidak menginfeksi warga lainnya," kata mantan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali itu.
Berita Terkait
Capres Ganjar yakin menang mutlak di Bali
Sabtu, 20 Januari 2024 22:14 Wib
Dokter aborsi ilegal terancam hukuman 12 tahun penjara
Kamis, 11 Januari 2024 18:05 Wib
WNA "overstay" di Bali, Imigrasi kenakan denda Rp1 juta/hari
Kamis, 4 Januari 2024 14:48 Wib
Pemkot Tomohon "belajar" pengendalian inflasi ke Bali
Kamis, 23 November 2023 10:09 Wib
WHC 2023 Bali, PLN buka peluang kerja sama global kembangkan Hydropower
Selasa, 7 November 2023 7:45 Wib
CIMB Niaga resmikan pembukaan digital Branch Bali-Canggu berkonsep Hybrid pertama di luar Jawa
Sabtu, 28 Oktober 2023 22:53 Wib
Ada kegiatan di Bali, Presiden Jokowi batal nonton MotoGP di Mandalika
Minggu, 15 Oktober 2023 17:26 Wib
Ketum PSI Kaesang minta kader berpolitik gembira
Sabtu, 30 September 2023 15:59 Wib