New York (ANTARA) - Bursa saham Wall Street menukik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks Dow Jones anjlok hampir 3.000 poin, ketika langkah-langkah stimulus baru dari Federal Reserve gagal menenangkan pasar di tengah peningkatan kekhawatiran akan virus corona.
Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 2.997,10 poin atau 12,93 persen, menjadi ditutup pada 20.188,52 poin. Indeks S&P 500 jatuh 324,89 poin atau 11,98 persen, menjadi berakhir di 2.386,13 poin dan indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 970,28 poin atau 12,32 persen, menjadi 6.904,59 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir secara signifikan lebih rendah, dengan sektor real estat tersungkur 16,55 persen, mewakili kelompok berkinerja terburuk.
Indeks-indeks utama jatuh ke posisi terendah mereka di sesi akhir setelah Presiden Donald Trump mengatakan wabah COVID-19 bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan ekonomi AS bisa menuju ke resesi.
Dalam briefing di Gedung Putih pada Senin (16/3/2020), Presiden Trump juga mempertahankan harapan bahwa ekonomi akan mengalami rebound kuat setelah wabah berhasil dikendalikan.
Pernyataan itu muncul setelah Wall Street memulai pekan baru dengan aksi penjualan brutal.
Perdagangan dihentikan selama 15 menit tidak lama setelah bel pembukaan karena aksi jual yang tajam memicu pemutus sirkuit. Ini adalah ketiga kalinya pemutus sirkuit atau penghentian perdagangan diterapkan sejak pekan lalu.
Dalam pengumuman yang mengejutkan, Federal Reserve AS pada Minggu (15/3/2020) memangkas suku bunga acuan sebesar poin persentase penuh mendekati nol dan berjanji untuk meningkatkan kepemilikan obligasi setidaknya 700 miliar dolar AS di tengah meningkatnya kekhawatiran atas wabah COVID-19.
Pemotongan 100 basis poin datang hanya kurang dari dua minggu setelah langkah antarpertemuan sebelumnya, yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, gagal menenangkan kegelisahan pasar.
"Pedagang bereaksi hari ini dengan kaget, seperti, 'Jika mereka melakukan semua itu, semuanya pasti sangat buruk,'" Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (16/3/2020).
Langkah terbaru The Fed menyusul pernyataan darurat nasional Trump pada Jumat (3/3/2020), yang telah membuka 50 miliar dolar AS dalam bantuan federal untuk membantu memerangi penyebaran COVID-19 di seluruh negeri.
Pengumuman The Fed dan Trump adalah bagian dari eskalasi yang lebih luas dari respons global terhadap epidemi COVID-19, yang melibatkan kebijakan fiskal dan moneter.
Ayunan pasar yang berbahaya telah menjadi rutinitas untuk ekuitas AS akhir-akhir ini karena kecepatan dan tingkat keparahan wabah virus corona.
Untuk pekan yang berakhir 13 Maret, Dow terpangkas 10,4 persen, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq masing-masing jatuh 8,8 persen dan 8,2 persen.
Berita Terkait
Desain skutik Suzuki Burgman Street 125EX dan keunggulan
Senin, 29 Januari 2024 18:30 Wib
PLN Suluttenggo bantu pamerkan produk UMKM lokal
Sabtu, 14 Oktober 2023 5:33 Wib
Sektor energi dan teknologi dorong Wall Street naik
Selasa, 13 September 2022 7:36 Wib
Dukung atlet Indonesia Sharp kolaborasi The Goods Dept rilis Merchandise Street Sportswear
Senin, 28 Maret 2022 19:43 Wib
Warga antusias menonton MotoGP Pertamina Grand Prix
Sabtu, 19 Maret 2022 19:14 Wib
Rangkaian agenda pebalap MotoGP sebelum berlaga di Sirkuit Pertamina Mandalika
Selasa, 15 Maret 2022 6:56 Wib
Aktor Emilio Delgado pemeran di "Sesame Street" meninggal dunia
Jumat, 11 Maret 2022 8:44 Wib
Wall Street ditutup jatuh
Jumat, 11 Maret 2022 7:55 Wib