Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat mengatakan sektor pertanian dan perikanan yang mengalami penurunan berdampak signifikan pada perlambatan ekonomi di daerah tersebut pada triwulan III tahun 2019.
"Sektor pertanian pada Triwulan III 2019 mencatatkan angka pertumbuhan sebesar 2,85 persen (yoy), melambat cukup dalam dibandingkan pertumbuhan sektor tersebut pada triwulan II 2019 yang tercatat sebesar 7,40 perseb (yoy)," kata Arbonas di Manado, Sabtu.
Melihat dari kinerja usaha pertanian, katanya, melambatnya kinerja sub lapangan usaha perikanan, pertanian tanaman bahan makanan dan perkebunan tahunan diperkirakan menjadi faktor penyebab melambatnya usaha tersebut.
Melambatnya sub lapangan usaha perikanan tersebut sebagaimana tercermin dari volume ekspor perikanan (SITC Code:03) yang mencatat angka pertumbuhan sebesar 11,17 persen (yoy) melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 43,76 persen (yoy).
Penurunan harga komoditas perikanan ditengarai menjadi penyebab berkurangnya insentif nelayan untuk meningkatkan produksi perikanan.
Selain itu, perlambatan pada sub lapangan usaha pertanian tanaman bahan makanan diperkirakan sebagai dampak kekeringan sehingga menurunkan panen padi di sentra-sentra produksi beras.
“Harga kopra yang masih belum membaik berdampak pada melambatnya pertumbuhan produksi kelapa di tengah panen raya cengkih,” ujarnya.
Perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) Triwulan III 2019 tercatat tumbuh sebesar 5,20 perse (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, yang tercatat sebesar 5,49 persen (yoy).
Berdasarkan pola historis pertumbuhan ekonomi triwulan III pada periode sebelumnya, maka angka pertumbuhan ekonomi Sulut triwulan III 2019 tersebut menjadi angka pertumbuhan perekonomian terendah dalam 5 tahun terakhir.
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, maka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,02 persen (yoy).
Ditinjau dari sisi lapangan usaha dalam perekonomian Sulut, perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta kontraksi yang terjadi pada usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (administrasi).
Sementara itu, menguatnya dua lapangan usaha utama, yaitu transportasi dan pergudangan (transportasi) serta Konstruksi, belum mampu menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Adapun lapangan usaha lain yang ikut berperan dalam perlambatan ekonomi triwulan III 2019 adalah administrasi. Di mana pada triwulan III 2019 tercatat kontraksi sebesar 1,72 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 11,75 persen (yoy).
Berita Terkait
Produktivitas cabai petani di Bolmut Sulut naik 67 persen
Rabu, 24 April 2024 2:54 Wib
Pemprov Sulut salurkan beras 23,43 ton untuk korban erupsi Gunung Ruang
Rabu, 24 April 2024 0:25 Wib
Polda Sulut dan Bhayangkari bantu personel Polsek Tagulandang terdampak erupsi Gunung Ruang
Rabu, 24 April 2024 0:24 Wib
Bulog beli jagung petani di Sulut agar harga stabil
Selasa, 23 April 2024 19:15 Wib
Kejati Sulut tahan lima tersangka dugaan korupsi perluasan lahan RSUD
Selasa, 23 April 2024 13:26 Wib
BI serahkan bantuan sosial bencana erupsi Gunung Ruang
Selasa, 23 April 2024 13:09 Wib
Pipas Sulut salurkan bantuan bagi pegawai dan keluarga Lapas Tagulandang
Senin, 22 April 2024 23:48 Wib
Bandara Samrat Manado mulai beroperasi normal
Senin, 22 April 2024 16:41 Wib