Manado (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) membentuk kampung pesantren di wilayah perbatasan daerah itu dengan Filipina, tepatnya di Desa Talawid, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
"Kali ini kampung pesantren di Desa Talawid Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berbatasan dengan Filipina," kata Ketua Baznas Sulut Abid Takalamingan di Manado, Selasa.
Kampung Pesantren, katanya, menjadi alternatif untuk menjaga eksistensi masyarakat yang akrab dengan nilai-nilai religius di samping penduduk aslinya 100 persen beragama Islam dan letak kampungnya berada di lembah yang dibatasi alam.
Ke depan, katanya, potensi alam serta keunikan sejarah Desa Talawid akan dimanfaatkan secara baik agar menjadi penarik perhatian masyarakat sekitar.
"Jika semua berkembang secara baik Talawid akan menjadi destinasi wisata religius di Kabupaten Kepulauan Sangihe," jelasnya.
Di Desa Talawid, katanya, ada empat situs yang bisa dikembangkan yakni eks lokasi rumah Raja Islam Pokoruwitang di Bowong Merang, Aer Mantenga berada di samping Masjid Alfalah, mata air di tanjung pondole, dan jalan darat ke kampung tetangga atau ke Talawid Atas melewati tanjung sejumlah 236 anak tangga.
Abid mengatakan sebenarnya alam Talawid cukup menjanjikan kesejahteraan kepada penghuninya walaupun letaknya terisolir secara alamiah, akan tetapi sejak harga produk andalan masyarakat Sangihe pala dan kopra terjun bebas di pasaran, maka hal ini memukul kehidupan masyarakat Sangihe demikian juga dengan masyarakat kampung Talawid.
Mulai dari petani pekerja, katanya, atau petani pemilik lahan maupun pedagang pengumpul hasil yang ada di kampung Talawid terpukul karena lemahnya harga dua komoditas unggulan tersebut.
Dampak dari anjloknya perekonomian masyarakat cukup memukul berbagai segi kehidupan yang lain termasuk pendidikan di kampung Talawid, termasuk anak yang akan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah tingkat pertama dan tingkat atas.
"Dalam kondisi inilah baznas hadir memberikan pendampingan dan lewat Zakat Community Development (ZCD) bersama masyarakat bersepakat bangkit untuk menjadikan Talawid Kampung Pesantren," jelasnya.
Kampung Pesantren ini akan menjadikan alam sebagai ruang-ruang untuk belajar, berekspresi dan mendekatkan masyarakat dengan sang pencipta, ujarnya.
Selain masjid, balai desa, dan rumah penduduk, ujarnya, maka pantai, tanah lapang, kebun, bukit dan seluruh potensi alam Kampung Talawid akan dioptimalkan untuk menjadi tempat orang menimba ilmu pengetahuan umum maupun agama.
"Proses belajar akan melibatkan seluruh masyarakat kampung Talawid. Alhamdulillah dari 6 bulan uji coba kegiatan berjalan lancar dimana masyarakat menjadi objek sekaligus subjek dari semua proses menjadikan Talawid sebagai Kampung Pesantren," jelasnya.
Ia berharap, niat baik ini makin memperkokoh Talawid sebagai Kampung pesantren dimana para penghuninya menjadi orang-orang yang taat, serta tanah dan alamnya mendatangkan keberkahan bagi negerinya.
Berita Terkait
Wagub sebut empat sektor jadi penyanggah Sulut saat COVID-19
Kamis, 28 Maret 2024 7:32 Wib
Wali Kota Bitung sebut pasar murah mampu kendalikan inflasi
Kamis, 28 Maret 2024 7:29 Wib
BMKG: Waspadai gelombang tinggi di Sulut keselamatan pelayaran
Rabu, 27 Maret 2024 22:26 Wib
Kejati Sulut beri penyuluhan pemberantasan TPPO kepada pelajar di Bitung
Rabu, 27 Maret 2024 22:24 Wib
BNI Suluttenggomalut siagakan 9.000 Agen46 layani nasabah saat Lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 20:00 Wib
Kemenkumham Sulut perkuat pemberantasan pungli dan gratifikasi
Rabu, 27 Maret 2024 16:55 Wib
BNI Suluttenggomalut siapkan dana tunai Rp2,26 T hadapi Lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 16:55 Wib
Pertamina jamin stok LPG 3 kg selama Ramadhan-Paskah di Sulut
Rabu, 27 Maret 2024 15:41 Wib