Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan warga agar tidak melakukan aktivitas di radius bahaya Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang Q1 masih pada Level II (waspada)," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam laporan yang dibagikan dalam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro di Manado, Selasa.
Dalam laporan aktivitas Gunung Ruang periode 16 -31 Mei 2025 tersebut, beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi yaitu, masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius dua kilometer dari pusat kawah aktif.
Masyarakat juga diimbau untuk selalu menggunakan masker, menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
Masyarakat yang berada di luar radius dua kilometer diharapkan tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi serta tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Ruang melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
Diharapkan pemerintah daerah, BPBD provinsi dan kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang, Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Badan Geologi di Bandung.
Tingkat aktivitas Gunung Ruang, kata Muhammad Wafid akan dievaluasi kembali secara berkala, maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.
Berdasarkan pengamatan visual, pasca erupsi besar 17 April dan 30 April 2024 teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis – sedang sekitar 50 – 150 meter dari puncak.
Pada 14 Maret 2025, Stasiun RUA4 terkena banjir, seismometer hilang dan antena rusak sehingga sejak tanggal 14 – 31 Maret 2025, tidak ada rekaman seismik dan mulai tanggal 2 April 2025 data seismik mengacu pada stasiun TALI (RUA2) yang berlokasi di bukit belakang Pos PGA Gunung Ruang.