Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekam sebanyak 19 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
"Selain gempa vulkanik dangkal terekam juga satu kali gempa embusan, dua kali gempa tornillo, lima kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan 75 kali gempa tektonik jauh," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN di Manado, Rabu.
Dalam laporan aktivitas Gunung Lokon periode 1-15 April 2025 yang diterima Antara disebutkan, aktivitas vulkanik Gunung Lokon secara visual masih terlihat adanya kolom asap pada kawah Tompaluan maksimum setinggi 18 meter di atas kawah, kondisi lainnya belum menunjukkan adanya perubahan.
Secara seismisitas aktivitas vulkanik khususnya gempa vulkanik dangkal terekam masih tinggi, hal ini diindikasikan sebagai aktivitas di permukaan yang akan berpengaruh terjadinya erupsi, sedangkan kegempaan lainnya belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah kemungkinan terjadinya gas beracun yang sewaktu-waktu dapat ke luar dari kawah.
Selain itu, juga dapat terjadinya erupsi freatik (letusan yang diakibatkan kontak uap panas magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba.
Masyarakat yang berada di sekitar alur sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon agar mewaspadai terjadinya lahar pada musim penghujan atau terjadinya hujan deras dengan durasi lama.
Sebelumnya, tingkat aktivitas Gunung Lokon diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 31 Januari 2025 pukul 06:00 WITA.