Manado (ANTARA) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), menghentikan kerugian tiga hari beruntun, karena kekhawatiran tentang solvabilitas kelompok properti China Evergrande memicu pelarian ke aset safe-haven, tetapi keuntungannya dibatasi oleh penguatan dolar AS menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 12,40 dolar AS atau 0,71 persen menjadi ditutup pada 1.763,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (17/9), emas berjangka jatuh 5,3 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.751,40 dolar AS dan kehilangan 2,3 persen untuk minggu lalu.
Emas berjangka anjlok 38,1 dolar AS atau 2,12 persen menjadi 1.756,70 dolar AS pada Kamis (16/9), setelah merosot 12,3 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.794,8 dolar AS pada Rabu (15/9), dan menguat 12,7 dolar AS atau 0,71 persen menjadi 1,807,10 dolar AS pada Selasa (14/9).
Investor bergegas mengamankan obligasi karena meningkatnya kekhawatiran gagal bayar (default) oleh Evergrande, mendorong penurunan imbal hasil yang membantu mendorong emas lebih tinggi, kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
“Orang-orang bereaksi terhadap apa yang terjadi di China, tetapi pertemuan Fed minggu ini juga penting. Apa pun yang menunjukkan tapering yang cukup awal akan keluar dari konsensus dan itu berarti koreksi yang cukup signifikan pada harga emas,” kata Melek.
Pertemuan kebijakan moneter dua hari Federal Reserve AS akan dimulai pada Selasa waktu setempat dan berakhir pada Rabu (22/9) dengan pernyataan dan konferensi pers dari Ketua Fed Jerome Powell.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan dihasilkan dari stimulus yang meluas. Langkah hawkish oleh The Fed akan, karenanya, mengurangi daya tarik emas, sementara kenaikan suku bunga pada akhirnya juga akan meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset tanpa suku bunga.
Penurunan pasar saham global dan permintaan fisik yang baik di Asia juga mendukung emas, menurut analis pasar.
Pasar saham dunia lebih rendah karena investor khawatir tentang risiko limpahan ke ekonomi global dari masalah Evergrande di China.
"Tidak diragukan lagi ketakutan akan risiko sistemik itu ... mungkin akan masuk ke pasar," kata konsultan independen Robin Bhar. "Kami biasanya melihat aliran ke dolar, ke emas, ke yen ketika investor khawatir," katanya lagi.
Tetapi mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya, indeks dolar mencapai level tertinggi hampir satu bulan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 13,3 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 22,204 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 31,4 dolar AS atau 3,37 persen menjadi ditutup pada 899,2 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Ditreskrimsus Polda Sulawesi Utara gagalkan pengiriman 10 kg emas
Rabu, 24 April 2024 22:49 Wib
Thiery Henry: Prancis harus raih emas sepak bola Olimpiade 2024
Jumat, 12 April 2024 17:10 Wib
Harga emas Antam kembali naik
Rabu, 27 Maret 2024 10:34 Wib
WHDI bangun wanita cerdas menuju generasi emas
Senin, 4 Maret 2024 23:06 Wib
Harga emas Antam hari ini sekitar Rp1.132.000/gram
Selasa, 27 Februari 2024 9:50 Wib
Kemendag sebut perlu transformasi SDM UMKM menuju Indonesia Emas 2045
Minggu, 11 Februari 2024 23:15 Wib
Jelang final Piala Asia: Qatar vs Yordania, kejar tinta emas
Sabtu, 10 Februari 2024 6:36 Wib
Harga emas Antam sekitar Rp1,142 juta/gram
Selasa, 30 Januari 2024 9:16 Wib