New York (ANTARA) - Harga minyak turun ke level terendah dalam dua minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi produsen OPEC+ akan mengurangi pembatasan pasokan pada pertemuan mereka pekan ini ketika ekonomi-ekonomi mulai pulih dari krisis virus corona.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergerus 99 sen atau 1,6 persen, menjadi menetap pada 62,70 dolar AS per barel, penutupan terendah sejak 12 Februari. Patokan global itu telah jatuh sekitar 7,0 persen dari puncak 13 bulan yang dicapai minggu lalu.
Minyak mentah berjanga West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April berkurang 89 sen atau 1,5 persen, menjadi di 59,75 dolar AS, penutupan terendah sejak 19 Februari. WTI telah jatuh sekitar 6,0 persen sejak 25 Februari ketika ditutup pada level tertinggi sejak Mei 2019.
Harga minyak sempat memperpanjang kerugian setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan peningkatan besar dalam stok minyak mentah pekan lalu, tetapi penurunan yang jauh lebih besar dari perkiraan dalam persediaan produk kilang-kilang membantu membendung kerugian lebih dalam.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan prospek permintaan minyak terlihat lebih positif, terutama di Asia.
Reli minyak telah memudar di tengah ekspektasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ akan memproduksi lebih banyak minyak mulai April, mengurangi pengurangan pasokan besar-besaran tahun lalu.
“Pasar minyak akhirnya mencapai tahap yang mengisyaratkan pemulihan, ketika pasar pertama kalinya dalam setahun di mana setiap orang memperkirakan OPEC+ untuk membawa lebih banyak pasokan kembali ke mode produksi,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.
OPEC+, yang akan menggelar pertemuan pada Kamis (4/3), dapat membahas memungkinkan sebanyak 1,5 juta barel per hari (bph) kembali ke pasar.
"Minggu ini akan didominasi oleh pertemuan OPEC dan sekutunya (OPEC+), ketika strategi aliansi untuk beberapa bulan mendatang akan diputuskan," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Selasa (2/3).
"Perhatian khusus kemungkinan akan diberikan pada kinerja harga menjelang pertemuan mengingat dinamisme dan risiko yang sedang berlangsung sehubungan dengan situasi penawaran/permintaan," katanya.
Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (ADNOC) mengatakan kepada pembeli minyak Asia bahwa mereka berencana untuk meningkatkan alokasi minyak mentah pada April, sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Produksi minyak OPEC turun pada Februari karena pemangkasan sukarela oleh Arab Saudi menambah pengurangan dalam pakta OPEC+ sebelumnya, sebuah survei Reuters menemukan, mengakhiri kenaikan tujuh bulanan berturut-turut.
Anggota OPEC+, Rusia, gagal meningkatkan produksi minyak pada Februari meski diberikan izin oleh kelompok tersebut. Sumber industri mengatakan cuaca musim dingin yang keras menghambat pekerjaan.
Pedagang mencatat bahwa crack spreads - ukuran margin keuntungan penyulingan - meningkat setelah bensin dan pemanas berjangka AS turun jauh lebih sedikit daripada minyak mentah.
Berita Terkait
Meski ada konflik Iran-Israel, harga BBM tak akan naik
Selasa, 16 April 2024 16:45 Wib
Dampak konflik Iran dan Israel, Mari Elka Pangestu ingatkan gejolak harga minyak
Senin, 15 April 2024 15:08 Wib
Warga Gorontalo rayakan Tumbilotohe dengan penuh makna
Minggu, 7 April 2024 8:29 Wib
Luhut komitmen tuntaskan pembayaran utang selisih harga minyak goreng
Senin, 25 Maret 2024 13:57 Wib
Wamendag Jerry Sambuaga optimis minyak goreng tak akan jadi langka
Sabtu, 19 Agustus 2023 12:17 Wib
Kejagung dalami peran Airlangga Hartarto di dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah
Selasa, 25 Juli 2023 6:13 Wib
Airlangga tidak hadir panggilan Kejaksaan terkait saksi korupsi ekspor minyak sawit
Selasa, 18 Juli 2023 20:02 Wib
Presiden Jokowi: MinyaKita untuk kebutuhan masyarakat bawah
Kamis, 13 April 2023 15:51 Wib