Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAB) Situbondo mengembangkan riset komoditas jenis hibrida yaitu ikan kerapu cantang, yaitu jenis persilangan yang memiliki laju pertumbuhan lebih pesat.
"BPBAP Situbondo telah lama mengembangkan teknologi budidaya ikan kerapu, salah satunya adalah melakukan persilangan dengan produk berupa kerapu hibrid. Ikan kerapu cantang merupakan salah satu produk hibridisasi," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam rilis di Jakarta, Kamis.
Ia memaparkan, kerapu cantang merupakan hasil persilangan antara induk kerapu macan betina dengan induk kerapu kertang jantan.
Menurut dia, ikan kerapu cantang memiliki beberapa keunggulan, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, kerapu cantang memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kerapu jenis lain, yakni sekitar 500-600 gram dalam waktu 6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung.
"Oleh karenanya, apa yang sudah kami temukan akan kami transformasikan ke masyarakat agar apa yang sudah kami temukan bisa memberikan nilai lebih bagi masyarakat," papar Slamet.
Slamet juga menyatakan rasa optimistis dengan berbagai langkah kebijakan yang ada dapat membuat budidaya ikan kerapu di Tanah Air dapat bergairah kembali meski masih pandemi.
Menurut Slamet, pihaknya terus mendorong agar selama pandemi, bisnis ikan kerapu terus berjalan karena merupakan salah satu komoditas andalan ekspor perikanan.
Ia menjelaskan bahwa kendala budidaya kerapu yang terjadi pada saat awal pandemi di antaranya terkait logistik, sarana dan prasarana, transportasi dan lainnya.
Selain itu, ujar dia, kondisi pasar baik lokal maupun ekspor juga terkendala. “Namun semakin ke sini, masalah tersebut sudah mulai pulih walaupun belum sepenuhnya normal kembali seperti dulu-dulu sebelum pandemi. Ini yang harus betul-betul kita dongkrak," ujarnya.
KKP, lanjutnya, juga terus meningkatkan pula bantuan langsung berupa benih berkualitas dan induk unggul kerapu yang diproduksi Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Sebelumnya, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina memaparkan bahwa ekspor kerapu hidup melalui UPT BKIPM tertinggi adalah ke Vietnam puncaknya pada tahun 2019 di mana lebih dari 10 juta ekor kerapu yang ekspor ke Vietnam.
Namun di tahun 2020, lanjutnya, yaitu tepatnya hingga bulan Oktober mengalami penurunan yaitu hanya 3 juta lebih ekor saja karena adanya dampak dari pandemi.
"Kalau kita lihat maka ada lima besar pengekspor kerapu hidup yaitu Vietnam, Malaysia, Hongkong, Thailand dan Brunei Darussalam. Dan yang dikeluarkan itu bukan hanya kerapu hidup saja ada kerapu beku atau kerapu segar beku di mana ekspor terbesar ke Taiwan, Malaysia, Singapura, Hongkong dan Amerika Serikat," ungkap Rina.
Berita Terkait
DKP Sangihe menyalurkan bibit ikan kerapu untuk kelompok nelayan
Minggu, 4 Desember 2022 20:54 Wib
NTB mendorong pengelolaan ikan kerapu dan kakap berkelanjutan
Senin, 19 Oktober 2020 22:34 Wib
DKP Sangihe minta masyarakat budidayakan ikan kerapu
Senin, 24 September 2018 9:38 Wib
Sulut ekspor ikan kerapu ke China
Kamis, 13 September 2018 9:17 Wib
Sulut ekspor ikan kerapu ke China
Selasa, 3 Juli 2018 13:30 Wib
Sulut Optimalkan Ikan Kerapu 2012 Mendatang
Selasa, 27 Desember 2011 14:43 Wib
Singapura Minati Ikan Kerapu Sulut
Kamis, 29 September 2011 13:31 Wib