New York (ANTARA) - Harga minyak menguat sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terangkat optimisme seputar rencana stimulus AS dan beberapa kekhawatiran pasokan minyak.
Hanya saja, kenaikan harga tersebut dibatasi oleh kekhawatiran permintaan akibat kebijakan penguncian untuk mencegah penyebaran virus corona.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 47 sen atau 0,9 persen, menjadi 55,88 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret, berakhir 50 sen atau 1,0 persen lebih tinggi pada 52,77 dolar AS per barel.
Para pejabat dalam pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan Minggu (24/1/2021) dengan anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat mencoba untuk mencegah kekhawatiran Partai Republik bahwa proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS itu terlalu mahal.
“Presiden Biden yang baru dilantik tampaknya mendorong persetujuan cepat dari paket bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusulkannya, sebuah perkembangan yang ditafsirkan oleh pasar sebagai indikasi yang jelas bahwa pemerintahan baru AS bertujuan untuk memulai pemulihan ekonomi, yang secara alami akan menguntungkan konsumsi bahan bakar,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak Rystad Energy.
Di sisi pasokan, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mematuhi pembatasan produksi minyak yang dijanjikan sejauh ini rata-rata 85 persen pada Januari, ungkap Petro-Logistics pada Senin (25/1/2021). Data menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah meningkatkan kepatuhannya pada pembatasan pasokan yang dijanjikan.
Di Indonesia, penjaga pantainya menyita sebuah kapal tanker berbendera Iran atas dugaan transfer bahan bakar ilegal, meningkatkan prospek lebih banyak ketegangan di pengekspor minyak Teluk.
Di tempat lain, produksi dari ladang raksasa Kazakhstan, Tengiz, terganggu oleh pemadaman listrik pada 17 Januari.
Sementara itu, negara-negara Eropa telah memberlakukan pembatasan yang ketat untuk menghentikan penyebaran virus, saat China melaporkan peningkatan kasus baru COVID-19, menimbulkan kemerosotan prospek permintaan di konsumen energi terbesar di dunia.
Barclays menaikkan perkiraan harga minyak tahun ini, tetapi mengatakan kenaikan kasus di China dapat berkontribusi pada kemunduran jangka pendek.
Berita Terkait
Luhut komitmen tuntaskan pembayaran utang selisih harga minyak goreng
Senin, 25 Maret 2024 13:57 Wib
Wamendag Jerry Sambuaga optimis minyak goreng tak akan jadi langka
Sabtu, 19 Agustus 2023 12:17 Wib
Kejagung dalami peran Airlangga Hartarto di dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah
Selasa, 25 Juli 2023 6:13 Wib
Airlangga tidak hadir panggilan Kejaksaan terkait saksi korupsi ekspor minyak sawit
Selasa, 18 Juli 2023 20:02 Wib
Presiden Jokowi: MinyaKita untuk kebutuhan masyarakat bawah
Kamis, 13 April 2023 15:51 Wib
BI Sulut: Naiknya harga minyak goreng belum berdampak besar ke inflasi
Rabu, 22 Februari 2023 17:44 Wib
Kemendag-Disperindag lakukan pemantauan minyak goreng di Sulut
Kamis, 16 Februari 2023 21:45 Wib
Bulog pasok minyak goreng penuhi permintaan di Sulut
Rabu, 25 Januari 2023 20:38 Wib