Jakarta (ANTARA) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA meraih penghargaan 10 juta jam kerja selamat dari Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, pada proyek pengembangan terminal dan fasilitas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.
Penghargaan jam kerja selamat ini diyakini oleh Manajer Proyek WIKA Dony Hardono, diperoleh berkat konsistensi implementasi yang dilakukan tim proyek tanpa henti, dan melakukan improvement secara berkesinambungan sesuai dengan prinsip Planning, Do, Check, dan Action (PDCA).
“Semua dilakukan untuk bersama-sama kita capai zero fatality dan zero accident. Seluruh pekerjaan di proyek dilaksanakan sesuai prosedur dan target-target QHSE WIKA,” ujar Dony dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Komitmen terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja PT WIijaya Karya pada proyek pengembangan terminal dan fasilitas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, berhasil mengantarkan perusahaan meraih Sertifikat Penghargaan 10.021.036 jam kerja selamat yang diberikan langsung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Darmawan Bintang kepada Manajer Proyek WIKA, Dony Hardono Budiman.
Raihan jam kerja selamat ini, ungkap Andi Darmawan Bintang, menjadi bukti WIKA mampu merealisasikan standardisasi 3N yang dicanangkan pemerintah yaitu, nihil kecelakaan, nihil pelanggaran norma kerja dan nihil penindakan atas pekerjaan-pekerjaan dalam konteks K3.
“Atas nama Pemprov Sulsel, saya mengapresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih atas the best effort yang dilakukan WIKA pada proyek Bandara Sultan Hasanuddin, semangat," katanya.
Sementara itu Direktur QHSE WIKA Rudy Hartono menyampaikan pentingnya penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) seiring bertambahnya risiko kerja akibat pandemi COVID-19 yang belakangan tensi penularannya kembali meningkat.
“Aktivitas kerja yang menjadi sangat terbatas, harus bisa diimbangi dengan penerapan SMK3 yang inline dengan protokol pencegahan COVID-19,” kata Rudy
Rudy menekankan pentingnya kesiapsiagaan perusahaan untuk dapat memitigasi risiko atas kemungkinan multipplier effect pandemi yang berkepanjangan. Hal itu, pada 2020, direalisasikan dengan mengimplementasikan program digitalisasi quality dan safety, antara lain: QPASS, RCA dan CPP/PTKP online.
Guna menjembatani kesemua itu, ia berpesan bahwa perusahaan seyogianya dapat mengoptimalisasi peran dan fungsi human capital sebagai bagian tak terpisah dari SMK3.
“Human capital adalah aset. Dengan tumbuh kembangnya kekuatan, kompetensi, dan awareness QHSE yang tinggi dari setiap insan WIKA, maka hal itu akan mengelevasi kualitas dan reputasi perusahaan. Safety is me,” kata Rudy.
Berita Terkait
BKKBN Sulut optimalisasi peran PPS turunkan stunting
Minggu, 10 Maret 2024 5:28 Wib
PLN optimalisasi penyaluran listrik gratis di Suluttenggo
Kamis, 30 November 2023 12:51 Wib
Gubernur Olly sebut optimalisasi posyandu dapat kurangi stunting
Rabu, 22 November 2023 16:28 Wib
PDAM bersama Pemprov Sulut bahas penetapan tarif optimalisasi layanan konsumen
Kamis, 19 Oktober 2023 23:02 Wib
KPU Sulawesi Utara optimalisasi penginputan aplikasi 'Siparmas'
Rabu, 11 Oktober 2023 3:47 Wib
Kodam XIII-Menkopolhukam Rakor bahas optimalisasi peran Forkopimda
Selasa, 23 Mei 2023 23:09 Wib
BKKBN Sulut: Optimalisasi pengasuhan 1.000 HPK cegah stunting
Senin, 22 Mei 2023 23:18 Wib
PLN optimalisasi pemeliharaan kelistrikan selama bulan Ramadhan
Selasa, 21 Maret 2023 22:09 Wib