Manado (ANTARA) - PLN bersama anak usahanya Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan Indonesia Power (IP) secara konsisten menerapkan good corporate governance (GCG) dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut dibuktikan melalui raihan sertifikasi sistem manajemen anti penyuapan (SMAP) SNI ISO 37001:2016.
PLN memiliki lebih dari 54.000 pegawai dan aset mencapai Rp 1.570 triliun tersebar di seluruh pelosok tanah air dengan cakupan bisnis dari pembangkitan di sisi hulu hingga ke layanan pelanggan di sisi hilir.
Penerapan SMAP dan SNI ISO 37001:2016 ini memberikan panduan bagi PLN untuk mengimplementasikan dan terus meningkatkan program kepatuhan (SMAP) dengan tujuan mengidentifikasi, mencegah, dan mendeteksi penyuapan.
“Penerapan SNI ISO 37001:2016 ini juga bagian dari transformasi kami. Ini akan berdampak pada proses bisnis melaju semakin cepat dan efisien, menjadi lebih transparan, akuntabel dan bijaksana, serta meningkatkan kepercayaan stakeholder perusahaan,” tutur Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
Sertifikasi ini juga menjadi wujud nyata dukungan PLN bersama anak usahanya terhadap upaya pencegahan korupsi, sekaligus menindaklanjuti surat edaran menteri BUMN tentang pengelolaan BUMN yang bersih melalui implementasi pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan penanganan benturan kepentingan serta penguatan pengawasan intern.
“Sertifikasi ini memperkuat pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah kami jalankan sebelumnya seperti seperti pencegahan gratifikasi dan benturan kepentingan, budaya Whistleblowing System juga pengendalian gratifikasi,” tutup Zulkifli.
Komisaris Utama PLN, Amien Sunaryadi menegaskan bahwa PLN juga menjalankan prinsip toleransi nol (zero tolerance) terhadap tindakan yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan perundangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi dan prinsip 4 NO’s.
“Sebagai BUMN, kami menjalankan usaha di atas nilai integritas, berpedoman pada kode etik dan prinsip 4 NO’s yaitu no bribery (tidak boleh ada suap-menyuap, sogok dan pemerasan), no kickback (tidak boleh ada komisi, uang terima kasih dan uang bagi-bagi), no gift (tidak boleh ada hadiah yang tidak wajar) dan no luxurious hospitality (tidak boleh ada jamuan-jamuan yang mewah atau berlebihan),” terang Amien Sunaryadi.
Untuk mendapatkan sertifikasi ini, PLN telah melakukan fraud risk Assessment, termasuk mitigasinya. Acuan identifikasi risiko ini dituangkan dalam edaran direksi No. 0009.E/Dir/2020 tentang pedoman pelaksanaan fraud risk assessment di Lingkungan PT PLN (Persero). Selain itu, PLN juga telah membangun sistem kepada seluruh karyawan untuk melaporkan potensi konflik kepentingan atau gratifikasi melalui aplikasi compliance online system (COS) setiap bulan.
Adapun sertikasi yang diperoleh oleh PLN dan anak usahanya dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi TUV Nord Indonesia untuk PLN, lembaga sertifikasi BSI Indonesia untuk PJB, dan lembaga sertifikasi Mutuagung Lestari untuk IP.
Berita Terkait
Kemenag Sulut terapkan metode gasing ciptakan hubungan erat guru-siswa
Minggu, 7 April 2024 8:20 Wib
BPN terapkan E-Sertifikat antisipasi kepemilikan ganda di Manado
Kamis, 4 April 2024 8:34 Wib
Alami krisis tenaga kerja, Jerman akan terapkan 4 hari kerja
Jumat, 15 Maret 2024 7:44 Wib
Pertamina Patra Niaga Sulawesi komitmen terapkan HSSE
Jumat, 1 Maret 2024 19:05 Wib
Kemenag Sulut terapkan metode Gasing tingkatkan kualitas pendidikan
Minggu, 25 Februari 2024 8:33 Wib
Prabowo akan terapkan ekonomi digital untuk UMKM jika terpilih Presiden
Rabu, 20 Desember 2023 7:40 Wib
Wagub Sulut ajak ASN terapkan hidup sederhana jelang Natal-Tahun Baru
Senin, 4 Desember 2023 19:05 Wib
BSG-Bank Sumut-Bank Niaga sepakat terapkan GMRA
Minggu, 29 Oktober 2023 17:17 Wib