Jakarta (ANTARA) - Aplikasi berbagi video singkat, TikTok, berencana untuk menambah sekitar 10.000 karyawan di Amerika Serikat selama tiga tahun ke depan.
TiktTok, milik ByteDance, juga mempertimbangkan London di antara sejumlah lokasi lainnya untuk mendirikan kantor pusatnya.
Dikutip dari Reuters, Rabu, TikTok saat ini memiliki sekitar 1.400 karyawan di Amerika Serikat, naik kurang dari 500 orang, pada Januari tahun ini.
Langkah TikTok untuk merekrut ribuan pekerja di AS itu diambil saat perusahaan semakin berada di ujung tanduk pemerintah Trump ketika hubungan AS-China memburuk akibat pandemi virus corona dan langkah Beijing mengekang kebebasan di Hong Kong.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat "mempertimbangkan" larangan penggunaan aplikasi media sosial asal China, termasuk TikTok.
Pekan lalu, pemerintah AS dilaporkan sedang mempelajari risiko keamanan nasional dari sejumlah aplikasi media sosial, termasuk TikTok, dan keputusannya akan diambil dalam beberapa pekan mendatang.
Berita Terkait
Menkop-UKM ingatkan platform TikTok segera patuhi aturan di Indonesia
Rabu, 20 Maret 2024 6:33 Wib
Mantan Menkeu AS kumpulkan investor untuk beli paksa aplikasi TikTok
Kamis, 14 Maret 2024 20:35 Wib
DPR Amerika Serikat loloskan RUU yang ikut melarang aplikasi TikTok
Kamis, 14 Maret 2024 11:34 Wib
Vape miliki kandungan sama berbahaya dengan rokok
Kamis, 7 Maret 2024 10:00 Wib
Mahfud MD kampanye lewat live TikTok dan program "Tabrak, Prof!"
Kamis, 11 Januari 2024 7:14 Wib
Menkop: Indikasi TikTok belum penuhi Permendag 31 terkait e-commerce
Kamis, 21 Desember 2023 19:36 Wib
Penutupan TikTok Shop lindungi produk UMKM Indonesia
Senin, 9 Oktober 2023 6:56 Wib
Penutupan TikTok Shop sehatkan iklim usaha daring
Kamis, 5 Oktober 2023 6:30 Wib