Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) membuat masker kain mencegah penyebaran COVID-19.
Pemberdayaan UMKM ini melalui pendampingan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) Sulut.
"Pemberdayaan UMKM tersebut merupakan inisiatif dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey," ucap Ketua Baznas Sulut, Abid Takalamingan di Manado, Selasa.
Abid mengatakan, selain menyediakan masker kain untuk mencegah penyebaran COVID-19, juga untuk memberdayakan para penjahit lokal yang kini kesulitan mencari nafkah akibat pesanan jahitan menurun drastis terdampak pandemi Corona.
“Baznas Sulut diminta melakukan pendampingan sebagai salah satu lembaga yang berhubungan dengan masyarakat ekonomi bawah. Kegiatan ini bisa menolong mereka selama pandemi Corona,” kata Abid.
Jumlah masker kain yang dibuat puluhan penjahit lokal ini setiap harinya mencapai 1300 masker.
Pada tahap awal ditargetkan sebanyak 100 ribu masker yang akan diselesaikan untuk dibagikan gratis kepada masyarakat Sulut.
“Ini adalah misi kemanusiaan. Ada sekitar dua puluh UMKM yang didampingi Baznas dalam pembuatan masker selama tiga minggu, mereka menjadi relawan kemanusia mencegah COVID-19. Mesin jahit yang digunakan merupakan milik mereka masing-masing," ujarnya.
Tati, salah satu penjahit lokal mengapresiasi peranan Pemprov Sulut yang telah meringankan beban hidupnya akibat pandemi ini.
“Saya sangat bersyukur karena perekonomian keluarga jadi terbantu dengan membuat masker kain ini. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Tati.
Pemberdayaan UMKM ini melalui pendampingan Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) Sulut.
"Pemberdayaan UMKM tersebut merupakan inisiatif dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey," ucap Ketua Baznas Sulut, Abid Takalamingan di Manado, Selasa.
Abid mengatakan, selain menyediakan masker kain untuk mencegah penyebaran COVID-19, juga untuk memberdayakan para penjahit lokal yang kini kesulitan mencari nafkah akibat pesanan jahitan menurun drastis terdampak pandemi Corona.
“Baznas Sulut diminta melakukan pendampingan sebagai salah satu lembaga yang berhubungan dengan masyarakat ekonomi bawah. Kegiatan ini bisa menolong mereka selama pandemi Corona,” kata Abid.
Jumlah masker kain yang dibuat puluhan penjahit lokal ini setiap harinya mencapai 1300 masker.
Pada tahap awal ditargetkan sebanyak 100 ribu masker yang akan diselesaikan untuk dibagikan gratis kepada masyarakat Sulut.
“Ini adalah misi kemanusiaan. Ada sekitar dua puluh UMKM yang didampingi Baznas dalam pembuatan masker selama tiga minggu, mereka menjadi relawan kemanusia mencegah COVID-19. Mesin jahit yang digunakan merupakan milik mereka masing-masing," ujarnya.
Tati, salah satu penjahit lokal mengapresiasi peranan Pemprov Sulut yang telah meringankan beban hidupnya akibat pandemi ini.
“Saya sangat bersyukur karena perekonomian keluarga jadi terbantu dengan membuat masker kain ini. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Tati.