Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) meminta agar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kotamobagu  terus memantau komoditas penyumbang inflasi di kota tersebut.

"Kami melakukan ini, karena berkaca dari tahun sebelumnya, banyak kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan dan berdampak pada inflasi," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Selasa.

Arbonas mengatakan hal ini harus dilakukan sejak awal tahun, sehingga di tahun 2020 ini, bisa dikendalikan.

Dia mengatakan menjaga harga-harga komoditi yang bisa mempengaruhi inflasi daerah, memerlukan sinergitas antar instansi yang tergabung dalam TPID. Pasalnya kenaikan harga Kotamobagu mencapai 17 persen.

“Dinas Pertanian, Bulog, BPS, Dinas Perdagangan, dan Dinas Ketahanan Pangan harus bekerjsama untuk mencegah kenaikan harga,” ungkapnya.

Wakil Wali Kota Kotamobagu, Nayodo Koerniawan, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu akan melaksanakan pogram dan kegiatan untuk pengendalian inflasi daerah sepanjang 2020 ini. 

“Kita lakukan program dan kegiatan stabilitas harga pangan, peningkatan kualitas konsumsi dan ketahanan pangan yang semuanya dilakukan OPD teknis di lingkup Pemerintah Kota,” ujar Nayodo.

Peningkatan produksi holtikultura dan kegiatan pasar murah juga bakal digenjot, supaya inflasi terkendali. Lanjutnya, pembinaan dan pengawasan dalam bidang pertambangan lebih difokuskan.

“Biar tidak terjadi kelangkaan BBM dan elpiji bersubsidi di Kotamobagu,” katanya.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024