Manado (ANTARA) - Keputusan Kementerian Perdagangan RI mengeluarkan kebijakan penutupan sementara impor produk makanan dan minuman dari China ke Indonesia akibat wabah virus corona belum berdampak signifikan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kabid Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulut  Darwin Muksin mengatakan, kebijakan tersebut merupakan pertimbangan khusus dari pemerintah pusat menyikapi penyebaran virus corona dari China saat ini.

"Penutupan impor produk makanan dan minuman dari China belum berdampak di Sulut," kata Darwin di Manado, Kamis.

Dia mengatakan kalau soal itu, pastinya tidak berpengaruh. Apalagi sampai adanya kelangkaan produk makanan dan minuman yang memicu kenaikan harga.

"Kita di sini punya banyak produk makanan, baik yang berasal dari daerah sendiri, maupun dari luar daerah di Indonesia,” ungkap Darwin.

Dia menjelaskan, impor produk dari China yang dibawa ke Sulut sebelumnya melewati Surabaya. Biasanya produk yang dibawa selain makanan dan minuman, banyak diantaranya barang elektronik.

“Kalau di Sulut, banyak masyarakat mengkonsumsi produk makanan dan minuman yang diproduksi dalam negeri. Jadi, kebijakan itu tidak berdampak ke Sulut,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengakui, dengan kondisi yang tidak menentu mengenai virus korona, maka pemerintah mengambil kebijakan akan setop sementara pasokan makanan dan minuman dari China.

Adapun jenis-jenis produk impor asal China yang akan disetop masuk Indonesia baru akan ditentukan segera setelah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian.

Penutupan impor dipicu wabah virus Corona yang masih melanda Negera Tirai Bambu. Langkah ini dilakukan untuk mencegah tersebarnya virus novel korona (2019-nCov) yang telah menewaskan ratusan orang tersebut.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024