Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara mengekspor bungkil kopra sebanyak 6.000 ton ke India pada awal tahun 2020, pertanda awal baik bahwa pasar negara tersebut cukup optimistis di tahun ini.

"Pengekspor Sulut mengekspor produk limbah bungkil kopra turunan kelapa sebanyak 6.000 ton, hal ini membawa angin segar bagi petani dan pengekspor Sulut,"kata  Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Darwin Muksin di Manado, Selasa.

Dia mengatakan bungkil kopra sebanyak 6.000 ton tersebut mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 1,09 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Darwin menjelaskan bungkil kopra merupakan sisa atau limbah proses pembuatan minyak kelapa. Di Sulut bungkilnya hanya dibuang begitu saja, padahal mampu memberikan nilai cukup besar bagi petani kelapa maupun daerah.

Ia mengatakan India sudah menjadi pasar utama ekspor bungkil kopra Sulut.

"Sehingga, saya harap bungkil kopra yang diekspor ke India sesuai dengan permintaan pasar, jangan sampai mengecewakan," jelasnya.

India katanya, membutuhkan bungkil kopra dalam jumlah cukup besar karena permintaan masyarakat cukup tinggi.

Dia menjelaskan India sudah dikenal sebagai pasar potensial bagi komoditas unggulan Sulut, hanya saja untuk bungkil kopra ataupun produk turunan kopra merupakan pasar baru.

"Bungkil kopra yang diekspor ke negara tersebut telah melalui proses pengolahan minyak goreng dilakukan pabrik pengolah di Sulut," ujarnya.

Disperindag akan terus memfasilitasi petani kelapa dan eksportir agar terus berinovasi dengan produk turunan kelapa, katanya.

Tahun 2020 ini, selain ke India pemerintah akan berupaya mencarikan pasar baru untuk produk bungkil kopra tersebut.
 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024