Manado (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) mendorong pengembangan industri kecil menengah (IKM) kain batik di daerah tersebut karena memiliki potensi ekonomi tinggi.

"Saat ini, hampir semua kabupaten dan kota di Sulut sudah memiliki kain batik dengan mengangkat motif ciri khas daerah masing-masing," kata Kepala Disperindag Sulut Edwin Kindangen di Manado, Selasa.

Edwin mengatakan, IKM batik di Sulut akan terus didorong agar mampu bersaing dengan kain batik di provinsi lain di Indonesia.

Pengembangan usaha batik asal Sulut, sangat menjanjikan dengan pendapatan yang cukup tinggi.

Apalagi, katanya, persaingan pasar bebas, yang dituntut IKM menghasilkan produk berkualitas dan memiliki daya saing tinggi.

Dalam waktu cukup singkat ini, katanya, Disperindag akan berusaha semaksimal mungkin dalam pengembangan IKM, khususnya usaha kain batik yang saat ini sudah menjadi gaya hidup.

"Saat ini, sudah ada delapan kabupaten kota di Sulut memiliki motif kain batik, dan akan terus didorong agar tujuh kabupaten lainnya bisa segera menyusul," katanya.

Dengan kehadiran motif batik di 15 kabupaten dan kota di Sulut, maka warisan budaya di daerah ini akan semakin dihargai dan dilestarikan.

Dia mengatakan, batik dan kain asal daerah ini harus dijadikan sebuah gaya  yang melegenda.

"Sulut sudah memiliki beragam motif batik dan kain yang memiliki ciri khas masing-masing kabupaten dan kota diharapkan bisa menjadi sebuah warisan melegenda, dan tidak akan lekang oleh waktu," katanya.

"Ini merupakan kearifan lokal budaya daerah lewat kain dan batik untuk terus dilestarikan dan dikembangkan," ujarnya.

Kain dan batik merupakan ciri khas daerah Sulut, akan terus diangkat dan dipromosikan sebagai kearifan lokal yang unik, ada motif rumah panggung, komoditas pala, kelapa, peninggalan sejarah waruga, dan lain sebagainya sebagai warisan budaya daerah.

Pewarta : Jerusalem Mendalora
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024