Manado (ANTARA) - Crude Coconut Oil (CCO) atau minyak dan lemak nabati masih mendominasi  ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Oktober 2019.

"Kontributor tertinggi pada Oktober 2019 diduduki oleh komoditi lemak dan minyak hewani maupun nabati, dengan share golongan ini terhadap total ekspor 51,03 persen," kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Kamis.

Ateng mengatakan nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Oktober 2019 tercatat mengalami kenaikan nilai FOB sebesar 43,98 persen dibandingkan September 2019 yang senilai 48,83 juta dolar Amerika Serikat (AS) (m-to-m).

Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2018 (y-on-y) mengalami penurunan, sebesar 3,03 persen. Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh Minyak dan Lemak nabati.

Dilihat dari golongan barang HS2 digit, Nilai ekspor dari golongan barang ini mengalami kenaikan nilai FOB sebesar 122,11 persen dari bulan sebelumnya (m-to-m).

Pada Oktober, golongan barang ini diekspor ke enam negara, yaitu Amerika Serikat, Belanda, Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Oktober 2019 adalah Amerika Serikat, yakni senilai 19,25 juta dolar AS atau 27,39 persen dari total nilai ekspor nonmigas.

Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut Lemak & minyak hewan maupun nabati

Pada Oktober 2019, Pelabuhan Bitung menjadi gerbang ekspor barang yang paling besar nilainya, yaitu 30,42 juta dolar AS, atau sebesar 43.28 persen dari total ekspor.

Pada posisi kedua, katanya, barang ekspor asal Sulawesi Utara melalui pelabuhan Tanjung Priok, yaitu senilai 17,72 Juta dolar AS atau 25,20 persen.

Nilai ekspor dari pelabuhan Bitung meningkat sebesar 116,47 persen, sementara dari pelabuhan Tanjung Priok meningkat 22,60 persen.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024