Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengadakan Festival Edukasi Bank Indonesia (FeskaBI) 2019 di Universitas Negeri Manado (Unima), Tondano, Sulawesi Utara, Senin, guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa setempat.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga kalinya setelah di Solo dan di Lampung," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng di Auditorium Unima, Senin.
Dia mengatakan mahasiswa perlu mengetahui tugas Bank Indonesia, salah satunya yaitu memelihara kestabilan rupiah.
“BI juga menjaga nilai inflasi agar tetap rendah dan stabil. Selain itu untuk menjaga nilai rupiah terhadap mata uang asing,” ujar Sugeng
Sugeng mengatakan bahwa jangan sampai nilai inflasi di Tanah Air menyamai apa yang terjadi di Venezuela yang naik sampai 2 Juta Persen.
“Kalau rupiah bergejolak investasi sulit masuk di negara kita,” papar Sugeng.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengungkapkan alasan Sulut terpilih dalam kegiatan ini karena pertumbuhan ekonominya cukup baik, di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya kagum dengan minat peserta yang meregistrasi untuk ikut kegiatan ini,” jelas Junanto.
Adapun peserta yang meregistrasi dalam kegiatan FeskaBI lebih dari 3.400 peserta.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang diwakili Asisten II Setdaprov Sulut Rudy Mokoginta menuturkan kegiatan ini sangat strategis dan berperan meningkatkan ekonomi daerah.
“Instrumen nontunai juga saat ini berkembang pesat dan layanan transaksinya aman. Pusat perdagangan di Sulut juga sudah melayani. Platform pembayaran digital diminati masyarakat,” tambah Rudy.
Rektor Unima Julyeta Runtuwene, mengapresiasi kepercayaan dari Bank Indonesia.
Ia mengharapkan mahasiswanya dapat mengetahui peran BI untuk bangsa Indonesia.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga kalinya setelah di Solo dan di Lampung," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng di Auditorium Unima, Senin.
Dia mengatakan mahasiswa perlu mengetahui tugas Bank Indonesia, salah satunya yaitu memelihara kestabilan rupiah.
“BI juga menjaga nilai inflasi agar tetap rendah dan stabil. Selain itu untuk menjaga nilai rupiah terhadap mata uang asing,” ujar Sugeng
Sugeng mengatakan bahwa jangan sampai nilai inflasi di Tanah Air menyamai apa yang terjadi di Venezuela yang naik sampai 2 Juta Persen.
“Kalau rupiah bergejolak investasi sulit masuk di negara kita,” papar Sugeng.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengungkapkan alasan Sulut terpilih dalam kegiatan ini karena pertumbuhan ekonominya cukup baik, di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya kagum dengan minat peserta yang meregistrasi untuk ikut kegiatan ini,” jelas Junanto.
Adapun peserta yang meregistrasi dalam kegiatan FeskaBI lebih dari 3.400 peserta.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang diwakili Asisten II Setdaprov Sulut Rudy Mokoginta menuturkan kegiatan ini sangat strategis dan berperan meningkatkan ekonomi daerah.
“Instrumen nontunai juga saat ini berkembang pesat dan layanan transaksinya aman. Pusat perdagangan di Sulut juga sudah melayani. Platform pembayaran digital diminati masyarakat,” tambah Rudy.
Rektor Unima Julyeta Runtuwene, mengapresiasi kepercayaan dari Bank Indonesia.
Ia mengharapkan mahasiswanya dapat mengetahui peran BI untuk bangsa Indonesia.